Aneurisma Otak Tidak Memiliki Gejala, Begini Tips Untuk Menghindarinya

Ilustrasi aneurisma
Sumber :
  • Sherly/viva

Sehingga, pasien disarankan melakukan screening atau pemeriksaan dini seperti cek MRI (Magnetic Resonance Imaging) atau MRA (Magnetic Resonance Angiography).

"Kalau sudah ada benjolan, disarankan ith MRI atau MRA. Supaya jika ternyata ada benjolan, bisa segera ditangani sebelum pecah. Apabila setelah dilakukan pemeriksaan MRI dan MRA tampak ada kelainan bentuk yang dicurigai sebagai benjolan aneurisma, maka pemeriksaan dapat dilanjutkan dengan DSA (Digital Subtraction Angiography)," ujarnya.

DSA adalah prosedur pemeriksaan pembuluh darah dengan menggunakan cairan kontras dan x-ray yang hasil pemeriksaannya dapat dilihat langsung di komputer dengan sangat jelas tanpa terhalang jaringan tulang. Prosedur DSA selama ini dikenal sebagai prosedur cuci otak.

Namun, menurut dr. Joy, istilah ini sebetulnya kurang tepat. Pada dasarnya, DSA memang tidak hanya bisa dilakukan untuk diagnosis, tapi juga untuk pengobatan.

Pada terapi DSA, dokter akan memasukkan koil atau kawat kecil ke pembuluh darah di otak dan diarahkan ke dalam benjolan untuk menyumbat aliran darah ke area tersebut, sehingga darah tetap mengalir sesuai jalur normalnya.

Ketika benjolan di pembuluh darah tersebut dipenuhi dengan kawat dan tidak mendapat aliran darah baru, maka benjolan tidak lagi bisa berkembang hingga pecah.

Selain dengan DSA, penyumbatan benjolan aneurisma juga dapat dilakukan dari luar. Dokter akan membuka sedikit jaringan di area pelipis lalu dengan alat tertentu, benjolan akan dijepit, sehingga tidak ada lagi aliran darah yang masuk ke area tersebut.