Kisah Abu Nawas Mengalahkan Jin Ifrit Dengan Sandal Karena Kecerdikannya
- Pixabay
Banten – Siapa yang tidak kenal dengan Abu Nawas? Dialah sosok seorang yang cerdik berasal dari Negeri Bagdad. Abu Nawas merupakan tokoh Islam yang dikenal luas karena pola pikirnya yang sangat cerdik.
Banyak sekali kisah-kisah yang menceritakan kecerdikan Abu Nawas, seperti salah satunya adalah mengalahkan jin ifrit hanya dengan menggunakan sandal.
Abu Nawas atau dengan nama lengkap Abu Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakimi, yang juga disebut dengan Abu Nuwas lahir di Ahwaz, Iran pada tahun 756 M dan meninggal di Bagdad, Irak paa tahun 814 M. Abu Nawas di makamkan di pemakaman Syeikh Maruf Cemetery, Bagdad, Irak.
Diceritakan di sebuah kampung sedang di teror jin, ketua kampung pun meminta bantuan kepada sang raja.
Sontak sang raja meminta bantuan kepada para menteri, namun mereka seakan dibuat bingung karena yang akan mereka lawan adalah jin yang mengganggu sebuah kampung.
Tidak ada yang berani melawan jin yang mengganggu penduduk di kampung tersebut.
Karena Abu Nawas adalah orang yang cerdik dan cerdas, dia dipanggil sang raja untuk melawan jin ifrit tersebut di sebuah kampung.
"Ampun yang mulia, hamba mohon pertolongan paduka raja," permohonan Kepala Dusun kepada Raja.
"Memang apa yang menimpa kampungmu?," tanya sang raja.
Kepala dusun pun menceritakan apa yang sedang terjadi di kampungnya tersebut.
Ketika raja menanyakan alasan jin itu menganggu sebuah kampung, Kepala Dusun pun menceritakan bahwa kampungnya memiliki kekayaan alam yang berlimpah.
"Memang apa hubungannya dengan jin pengganggu?," tanya raja.
"Jin tersebut mengaku berkat jasa dialah kampung kami menjadi subur dan berlimpah. Oleh karena itu setiap panen, jin akan datang dan meminta tumbal gadis, jika permintaannya tidak kami penuhi, maka jin itu mengancam akan menghancurkan desa kami," jelas Kepala Dusun.
Kemudian raja pun menyuruh Kepala Dusun untuk pulang, sembari berkata bahwa raja akan mengutus orang yang akan mengatasi masalah yang dihadapinya.
Selepas Kepala Dusun pulang, baginda raja lantas mengumpulkan para penasihat istana agar mendapatkan solusi untuk mengatasi masalah apa yang sedang terjadi di kampung tersebut.
"Paduka yang mulia, yang kita hadapi adalah makhluk halus, tidak mungkin kita bisa melawan dengan pasukan kerajaan. Yang ada nanti para prajurit malah kerasukan," ujar salah seorang penasihat istana.
Para penasihat istana yang lainnya merasa kebingungan, mereka benar-benar tidak bisa mencari solusi bagaimana melawan jin ifrit yang mengganggu kampung tersebut.
Namun karena raja tidak mau rakyatnya kecewa, dia pun terus mencari solusi yang kemudian baginda raja teringat kepada sosok Abu Nawas yang cerdik terkenal cerdik di kerajaan tersebut.
Lalu, baginda raja memerintahkan prajurit istana untuk menjemput Abu Nawas ke rumahnya.
Singkat cerita, Abu Nawas pun datang ke istana, dan menghadap baginda raja.
"Ampun paduka yang mulia, ada gerangan apakah hamba dipanggil paduka raja?," tanya Abu Nawas.
"Saya akan memberikan tugas penting untukmu, tugas ini harus kamu laksanakan dan tidak boleh ditolak," kata raja.
"Tentu saya siap paduka yang mulia, apa tugas yang paduka berikan kepada saya?," tanya Abu Nawas.
Baginda raja pun menceritakan permasalahan di salah satu kampung yang diganggu oleh jin.
"Maksud paduka, hamba disuruh menaklukan jin jahat tersebut?," tanya lagi Abu Nawas memastikan.
"Benar Abu Nawas, aku tahu kamu pasti bisa mengalahkan jin tersebut," kata raja.
Abu Nawas yang mendengar cerita dan perintah paduka raja terlihat mulai ketakutan dan gemetaran, namun karena ini perintah raja dia tidak bisa menolaknya.
"Ampun paduka yang mulia, apakah tidak salah orang? Saya pikir paduka keliru kalau menunjuk saya, sebab saya ini bukan orang yang sakti," kata Abu Nawas.
Paduka pun meyakinkan Abu Nawas, karena memang paduka raja tahu bahwa Abu Nawas bisa mengalahkan jin jahat itu dengan caranya yang sangat cerdik.
"Wahau Abu Nawas, aku tahu kamu memang bukan orang sakti, bukan orang hebat, tapi kamu memiliki akal cerdik, dengan begitu aku yakin kamu pasti bisa mengalahkan jin jahat yang mengganggu masyarakat di kampung tersebut," kata baginda raja.
Kemudian Abu Nawas pun menerima tugasnya, walaupun dia merasa ketakutan.
Keesokan harinya, Abu Nawas pergi ke kampung yang diganggu jin sesuai dengan perintah baginda raja.
"Apakah Anda utusan baginda raja kesini?," Kepala Dusun menanyakan kepada Abu Nawas.
Kemudian Abu Nawas pun menjawabnya "Iya saya diutus baginda raja untuk datang kesini," jawab Abu Nawas.
Kepala Dusun menceritakan semua sosok jin itu, semua warga dan Kepala Dusun pernah melihat sosok jin tersebut, kemudian Kepala Dusun juga menceritakan ciri-ciri jin jahat yang menganggu itu.
Abu Nawas mendengarkannya, lalu dia tahu bahwa itu adalah jin ifrit sesuai dengan ciri-ciri yang diceritakan oleh Kepala Dusun.
Setelah mendengar cerita Kepala Dusun, Abu Nawas pun berfikir untuk mendapatkan cara agar dapat mengalahkan dan mengusir jin ifrit tersebut.
"Bagaimana tuan, apakah sanggup menghadapi dan melawan jin jahat itu?," Kepala Dusun bertanya kepada Abu Nawas.
Karena Abu Nawas sudah mendapatkan ide cemerlang, dia pun mengatakan kepada Kepala Dusun bahwa dia bisa menghadapi jin itu.
"Tenang saja, jin ifrit itu pasti akan bertekuk lutut kepadaku. Sebenarnya dia hanya menggertak saja, pasti ada seorang wanita yang dua sukai," kata Abu Nawas.
Abu Nawa pun akan menulis surat, dan memerintahkan Kepala Dusun untuk diberikan kepada jin ifrit itu. Isi suaranya adalah surat tantangan kepada jin.
"Begini saja, saya akan menulis surat tantangan untuknya, saya minta tolong agar surat yang saya tulis diberikan kepada jin ifrit," pinta Abu Nawas kepada Kepala Dusun.
Kepala Dusun pun memberikan surat kepada jin ifrit. Setelah jin ifrit menerima surat tantangan itu, dia pun marah dan akan membunuh siapa saja yang berani menantangnya.
Kemudian, sambil menunggu pertandingan antara Abu Nawas dan jin ifrit. Abu Nawas pun membuat sebuah sandal yang ukurannya 40 meter, kemudian setelah selesai, Abu Nawas meletakkan sandal itu di lapangan yang akan menjadi tempat bertanding.
Singkat cerita, waktu pertandingan pun datang, jin ifrit yang sudah emosi memuncak ingin segera melawan Abu Nawas dan membunuhnya. Dia kemudian datang dengan suara yang sang menggelegar membahana.
"Di mana orang yang berani menantangku? Keluarlah, amu akan menghancurkan tubuhnya," kata jin ifrit dengan emosinya.
Warga-warga yang tadinya akan menonton pertandingan Abu Nawas dan jin itu pun berlarian karena takut menajdi sasaran amukan jin ifrit yang jahat itu.
Lalu jelang beberapa saat, datanglah Abu Nawas.
Kemudian jin ifrit pun berkata.
"Oh kamu orang yang berani menantangku yang bernama Abu Nawas? Apakah kamu sudah bosan hidup Abu Nawas? Ayo sekarang juga bertanding," tantang jin sambil marah.
Abu Nawas pun berpura-pura bahwa dia adalah murid Abu Nawas, karena itu adalah akal cerdiknya untuk melawan jin ifrit yang jahat.
"Maaf, anda salah orang, saya ini bukan Abu Nawas, saya muridnya," kata Abu Nawas.
Jin ifrit pun terlihat semakin marah dan berkata "Lalu mengapa kamu kesini, cepat panggil gurumu untuk bertarung denganku,".
Abu Nawas pun dengan santainya menjawab kata-kata yang dilontarkan jin ifrit itu.
"Tidak perlu khawatir, guruku pasti datang kesini. Aku datang kesini disuruh guru mengambil sandalnya, karena sandalnya ketinggal kemarin saat latihan disini," balas Abu Nawas sambil menunjuk sandal yang sebelumnya dia buat dan tergeletak hampir menutupi lapangan.
"Itu sandal Abu Nawas?," tanya jin.
"Iya benar, memang kenapa? Tapi saya tidak kuat mengangkatnya sendirian. Maukah kau membantuku membawakan sandal ini?," kata Abu Nawas sambil meminta bantuan mengangkat sandal yang besar itu.
Jin ifrit pun terdiam dan berfikir, sandalnya saja segede gitu, bagaimana dengan orangnya?.
Jin ifrit yang tadinya marah-marah, emosi, ingin segera bertarung dengan Abu Nawas pun kena mental, dia terdiam dan ketakutan ketika membayangkan betapa besarnya Abu Nawas.
"Atau begini saja, saya akan panggil guru saya agar datang kesini. Kalau saya ditanya mana sandalanya, saya akan beralasan kalau kamu menghalang-halangi saya membawa sandal guru saya," kata Abu Nawas.
Sambil merasa ketakutan, jin ifrit yang jahat itu pun berkata kepada Abu Nawas.
"Jangan, jangan lakukan itu, lebih baik aku pergi saj sekarang dan aku berjanji tidak akan mengganggu kampung ini lagi," kata jin ifrit sambil ketakutan dan berteriak, lalu seketika dia menghilang.
Kemudian, sejak itulah jin ifrit tidak lagi datang mengganggu warga di kampung itu, semenjak dia dikalahkan oleh Abu Nawas dengan akal cerdiknya yang luar biasa.
Dari kisah lucu Abu Nawas ini dapat kita ambil hikmahnya bahwa yang kuat, yang hebat akan kalah oleh orang yang cerdik dengan memiliki pemikiran yang luas, oleh karena itu jadilah orang yang memiliki otak cerdik, gunakan otak itu untuk menaruh kebaikan dan pekerjaan./Din