Kisah Nabi Adam As: Terbongkarnya Kesombongan Iblis saat Allah Ciptakan Manusia Pertama

Kisah Nabi Adam as dan Iblis
Sumber :
  • pixabay

Banten.Viva.co.id - Berikut ini adalah kisah Nabi Adam As, manusia pertama yang diciptakan Allah SWT.

Kumpulan Kutipan Menyentuh Cinta dari Kahlil Gibran

Sebelum menciptakan Nabi Adam As, Allah SWT terlebih dahulu menciptakan para malaikat dari cahaya dan iblis dari api untuk beribadah padanya.

Suatu ketika, Allah SWT memberitahukan kepada para malaikat akan menciptakan manusia di muka bumi.

Kumpulan Tulisan Puitis dan Menyentuh Hati Soal Cinta dari Kahlil Gibran

Penciptaan Nabi Adam As diwarnai pertanyaan malaikat dan terbongkarnya kesombongan iblis.

 إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً

Malam Nisfu Syaban Disebut Sebagai Hari Raya Malaikat, Berikut Ulasannya

 "Sesungguhnya, Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." (QS Al- Baqarah: 30)

Mendengar hal tersebut malaikat kemudian bertanya pada Allah SWT:

قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ

"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah?" (QS Al-Baqarah: 30).

Namun Allah SWT berkata lebih mengetahui apa yang tidak diketahui oleh malaikat. Kemudian Allah SWT menciptakan Nabi Adam as dari tanah liat yang berasal dari lumpur hitam yang dibentuk sedemikian rupa. 

Setelah disempurnakan bentuknya, Allah SWT meniupkan ruh ke dalamnya sehingga ia menjadi manusia yang sempurna.

Allah SWT mengajarkan Nabi Adam as nama-nama benda dan makhluk di alam semesta, dan memerintahkan para malaikat untuk sujud kepadanya sebagai bentuk penghormatan. 

Kesombongan Iblis

Saat semua malaikat bersujud pada Nabi Adam as atas perintah Allah SWT, iblis yang dikenal mahluk yang suka beribadah pada Allah SWT membangkang.

Dia menolak bersujud pada Nabi Adam as karena merasa lebih mulia dari Nabi Adam as. Iblis diciptakan dari api, sedangkan Nabi Adam as diciptakan dari tanah.

Allah berfirman:

قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسۡجُدَ إِذۡ أَمَرۡتُكَۖ قَالَ أَنَا۠ خَيۡرٞ مِّنۡهُ خَلَقۡتَنِي مِن نَّارٖ وَخَلَقۡتَهُۥ مِن طِينٖ

"Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" 

Iblis menjawab: 

"Saya lebih baik daripadanya, Engkau ciptakan saya dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah’.” (QS Al-A’raf: 12).

Mendengar kesombongan iblis, Allah SWT kemudian mengusirnya dari surga dan melaknatnya hingga hari kiamat. 

 لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ (رواه مسلم)

Artinya: “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” (HR Muslim)

Iblis pun bersedia meninggalkan surga, namun dia meminta penangguhan hukuman dan bersumpah akan menyesatkan keturunan Nabi Adam as sampai hari kiamat.

Allah SWT memberi izin, tetapi berjanji akan memberi petunjuk dan perlindungan bagi hamba-hamba-nya yang taat.

Apa sebenarnya yang membuat Iblis sombong dan berpikir bahwa unsur api lebih mulia dari tanah?

Imam Fakhruddin ar-Razi (wafat 925 M) dalam Mafatihul Ghaib menjelaskan, iblis beranggapan bahwa api merupakan elemen bercahaya, selalu berada di atas, halus, panas, kering, dan identik dengan benda-benda langit yang juga posisinya berada di angkasa. 

Sebaliknya, tanah adalah elemen berwarna gelap, berada di bawah, kasar, lembab, dan jauh dari benda-benda langit.

Selain itu, api juga memiliki kekuatan panas yang menjadi simbol kehidupan. Sementara tanah yang lembab dan basah lebih identik dengan kematian. Jelas, kehidupan lebih mulia dari kematian. 

Dengan alasan ini Iblis berkesimpulan, jika bahan pembuatnya (api) saja lebih unggul, maka produknya (iblis) pun demikian. 

Kesombongan Iblis yang mengklaim dirinya lebih mulia dengan memandang unsur api adalah klaim sepihak yang tidak bisa dibenarkan. Mengapa demikian?

Pada dasarnya, ‘kemuliaan’ adalah anugerah Allah SWT, tidak memandang unsur pembuatnya