Tumbangkan Uang Minyak Paris Saint-Germain, Ini Kecerdikan Newcastle United Kelola Uang Arab Saudi
- Instagram @nufc
Banten.viva.co.id – Newcastel United adalah klub besar yang tertidur dan menjadi klub semenjana di Liga Inggris sebelum diakuisisi oleh putra mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman. Bahkan Newcastle United sempat beberapa kali nyaris degradasi ke Divisi Championship.
Berbekal dana unlimited dari sang Pangeran Arab Saudi, mereka bisa bangkit dan menjadi tim yang paling diperhitungkan di Eropa lantaran mampu dengan cerdasnya manajemen Newcastle United memanfaatkan uang dari Arab Saudi.
Newcastle United sempat merasakan masa sulit sebelum diakuisisi oleh Pangeran Mohammed bin Salman, sehingga dulu sering dijuluki sebagai klub medioker yang nyaris bangkrut.
Pandemi covid-19 hampir membuat Newcastle United gulung tikar akibat kekurangan dana. Manajemen bahkan sampai harus meminta staff non-pemain untuk cuti sementara waktu.
Pasalnya Newcastle kesulitan dalam membayarkan gaji mereka secara penuh ini disebabkan karena minimnya pemasukan dari penjualan tiket pertandingan di masa pandemi hingga harus rela kehilangan dana sebesar 1 juta Poundsterling.
Pemilik Newcastle saat itu Mike Ashley juga membuat kebijakan yang kontroversial, dirinya sampai meminta uang tiket musiman dari pendukung The Magpies padahal saat itu Liga Inggris belum ada kepastian kapan akan digelar kembali.
Sontak kebijakan itu memancing amarah fans yang menuntut Mike Ashley segera angkat kaki. Pria asal Britania Raya itu dianggap sebagai benalu yang semakin menghancurkan Newcastle United.
Mike Ashley juga pernah membatalkan bonus untuk para pemain The Magpies pada musim 2018-2019. Akibatnya para pemain sampai marah karena merasa tidak bahagia hingga berdampak buruk pada performa Newcastle United.
Kevin Keegan bahkan pernah menghujat Mike Ashley yang dianggap telah merusak kejayaan Newcastle. Keegan pun menuntut Ashley untuk segera angkat kaki dari Saint James Park.
Tuntutan dari sang legenda itu juga diperparah dengan para pendukung The Magpies yang juga menginginkan Ashley pergi. Dan pada akhirnya Newcastle pun dijual ke perusahaan raksasa milik Pangeran Mohammed bin Salman yang merupakan putra mahkota Raja Arab Saudi.
Mohammed bin Salman membeli Newcastle lewat perusahaan publik investment fun Mohamed bin Salman dengan membeli mayoritas saham seharga 300 juta Poundsterling.
Memanfaatkan uang Arab Saudi dengan baik, kehadiran Pangeran Mohammed bin Salman di Newcastle United memberikan semangat yang baru bagi pendukung The Magpies yang langsung optimis klub kesayangannya bisa sukses di Liga Inggris dengan bermodalkan dana yang besar.
Newcastle diprediksi bakal merombak skuadnya dengan pemain-pemain di bawah pimpinan Mohammed bin Salman. Newcastle bergerak dengan cerdik, manajemen mendatangkan pemain yang tepat dengan enggan menghamburkan dana melimpah tersebut untuk merekrut para pemain yang tidak sesuai dengan skema tim.
Rekrutan di musim lalu bisa dibilang sukses dengan mampu mengangkat performa klub, sebut saja Nick Pope, Sven Botman hingga Matt Target yang diboyong dengan harga murah. Hasilnya, mereka sukses menjadi tumpuan dan andalan utama The Magpies.
Sedangkan di musim 2023-2024 ini Newcastle kembali mengulangi strategi yang sama mereka, berhasil menggaet Valentino Livramento, Harvey Barnes sehingga Sandro Tonali dengan dana total 145 juta Euro.
Didatangkan untuk menambal sektor kanan pertahanan The Magpies dengan usia yang masih muda, Livramento diprediksi bakal menjadi bek sayap kanan andalan di masa depan. Selain itu, Barnes juga dianggap sebagai pembelian cerdas karena diboyong dengan harga murah.
Dan yang paling gemilang adalah pembelian Sandro Tonali yang mampu melengkapi lini tengah Newcastle United. Pemain asal Italia ini langsung menjadi pujaan baru publik Saint James Park.
Eddie Howe merasa sangat beruntung punya Tonali di dalam skuad asuhannya. Bahkan legenda Manchester United Rio Ferdinand memuji transfer cerdas dari manajemen Newcastle. Menurut Rio Ferdinand, Newacastel menjadi penantang big six di musim ini.
Manajemen Newcastel dianggap bisa mengelola keuangan dengan sangat bijak dengan melakukan pengeluaran ceedas di bursa transfer musim panas ini.
Bisa dibilang pengeluaran Newcastle sebenarnya lebih sedikit dari Manchester City dan Chelsea. The Toon Army enggan jorjoran seperti The Citizen saat pertama kali dibeli oleh Syekh Mansyur karena menggelontorkan dana besar untuk merekrut pemain meteor.
Pada awal-awal masa kepemimpinannya, performa gemilang Newcastle United dengan dana yang diberikan berpengaruh besar terhadap performa Newcastle United.
Terbukti di musim 2021-2022, The Magpies perlahan berhasil bangkit dari masa-masa sulit klub. Mereka dipastikan bertahan di Premier League dengan menempati peringkat ke-11.
Meskipun hanya di papan tengah, pencapaian tersebut dianggap sudah luar biasa meski sempat menempati posisi juru kunci dan digadang-gadang bakal terdegradasi saat itu.
Di musim berikutnya, manajemen cukup serius menjadikan Newcastle sebagai klub raksasa. Hal itu ditandai dengan datangnya Eddie Howe sebagai pelatih kepala. Saat itu Howe menggantikan posisi dari Steve Bruce yang dipecat akibat performa buruk The Magpies.
Hebatnya Eddie Howe berhasil membawa Newcastle bermain di Liga Champions. Pelatih asal Inggris itu pun tak menyangka bisa membawa Newcastle bermain di kompetisi elite Eropa tersebut.
Howe mengatakan kalau The Magpies masih belum cukup siap untuk bermain di Liga Champions Eropa. Walaupun begitu, Howe merasa tertantang bisa membawa Newcastle melangkah lebih jauh.
Namun demikian, Newcastle sempat terpuruk di awal musim dengan gagal memenangkan 3 laga awal. Beruntung, mereka bisa bangkit dan menyapu bersih 5 laga dengan kemenangan. The Magpies bahkan berhasil menyingkirkan Manchester City di ajang Carabao Cup.
Eddie Howe seakan berhasil membungkam kesombongan dari Pep Guardiola. Pasalnya pelatih berkepala plontos itu sebelumnya meremehkan Carabao Cup sebagai kompetisi yang tak terlalu penting.
Musim ini, Newcastel tampil luar biasa saat menjalani fase grup Liga Champions. Walaupun menjadi tim debutan, The Magpies masih belum terkalahkan dalam dua pertandingan di grup neraka.
Puncaknya terjadi saat Newcastle memenangkan duel Timur Tengah. Di laga itu, The Magpies berhasil mengalahkan Paris Saint-Germain (PSG) dengan keunggulan telak 4-1.
Hasil itu pun membuat Newcastle memuncaki klasemen grup F yang dianggap group neraka. Keberhasilan Eddi Howe tak lepas dari gacornya lini serang mereka. Kombinasi penyerang muda dan berpengalaman dianggap sudah bisa beradaptasi dengan baik.
Alexander Isak menjadi pemain yang paling disorot dengan torehan 4 golnya. Padahal sejak didatangkan pada musim lalu, Isak belum bisa menjadi tumpuan akibat cidera.
Eddi Howe sebelumnya memang sangat yakin kalau Isak bisa bangkit dan menjadi andalan. Bahkan dirinya sempat menyematkan sang bomber dengan legenda Arsenal yakni Thiery Henry. Selain itu, Isaac Miguel Almiron juga semakin menunjukkan performa matangnya.
Pemain yang disebut mirip dengan Raditya Dika ini mampu mencetak gol di laga-laga krusial, salah satunya terjadi pada laga menghadapi Paris Saint-Germain dengan menorehkan satu gol.
Performa Almiron semakin meningkat dan menjadi ajang pembuktiannya setelah sempat diremehkan. Banyak pihak sempat menyebut Almiron sebagai pemain yang tidak bakal berkembang.
Kemudian juga ada Callum Wilson yang juga tidak kalah gacornya dengan pemain lain. Walaupun sudah memasuki kepala tiga, Wilson mampu mencetak 4 gol dari 6 pertandingan terakhir Newcastle.
Tidak cuma itu, Newcastle juga memiliki beberapa winger-winger yang energik mulai dari Jacob Murphy. Meskipun Anthony Gordon jarang mendapatkan menit bermain, ia selalu berkontribusi dengan menorehkan satu assist.
Sedangkan Anthony Gordon digadang-gadang masih punya masa depan yang cerah. Di musim ini saja dirinya mampu mencetak 2 gol dan 2 assit dari 10 pertandingan di berbagai kompetisi.