Federasi Belanda Gemetar, Pemain Muda Ini Mantap Bela Merah Putih, Ambisi Lolos Piala Dunia 2026

Delano Van der Heijden
Sumber :
  • Viva

Banten.viva.co.id –Federasi Belanda mulai waswas. talenta muda berbakat, Delano van der Heijden, dikabarkan mantap memilih jalur naturalisasi untuk membela Timnas Indonesia

Marcelino Ferdinan Sebut Pemain Eropa Seperti Binatang Buas

Gelandang serang berusia 20 tahun yang punya darah Maluku dari kakek-nenek di pihak ibunya, mengaku siap meninggalkan persaingan ketat di Belanda demi ambisi besar Garuda di Piala Dunia 2026

Kabar tersebut sontak membuat pecinta sepak bola Tanah Air riuh, mengingat Feyenoord terkenal melahirkan pemain-pemain bintang kelas dunia.

Marcelino Berharap Patrick Kluivert Bisa Membangun Timnas Indonesia Dengan Bagus

Nama Delano van der Heijden pertama kali mencuat ketika Yussa Nugraha, sosok yang kerap menjadi perantara bagi para pemain diaspora, bertemu Delano di Belanda. 

Dalam pertemuan itu, Delano mengungkapkan ketertarikan membela Timnas Indonesia. 

FIFA Soroti Marcelino Ferdinan dan Negara Ronaldo di Piala Dunia

Menurut Yussa, gelandang Feyenoord U-21 tersebut secara terbuka menyatakan kesiapan menjalani proses naturalisasi. 

Ia juga menegaskan keinginan tampil sebagai gelandang serang murni, memerankan peran nomor sepuluh yang bisa mengubah jalannya pertandingan.

Kondisi Delano sendiri sempat terganggu cedera lutut. Ia rutin menjalani fisioterapi agar bisa segera pulih sepenuhnya. 

Namun, cedera tidak menyurutkan niatnya membela Garuda. Justru, pemain berdarah Maluku ini semakin bersemangat, menunggu panggilan resmi dari PSSI

Jika semuanya berjalan lancar, ia tak ragu menjemput peluang bersinar di panggung internasional bersama Indonesia.

Federasi sepak bola Belanda sudah cukup sering kehilangan bakat diaspora, yang lebih memilih membela negara lain karena alasan kultural atau peluang bermain di tim senior. 

Kini, Delano menjadi prospek anyar yang kian bikin cemas. Feyenoord merupakan klub besar yang rutin menyuplai pemain ke timnas Belanda. 

Jika Delano sukses berkembang, seharusnya ia berpeluang meramaikan persaingan timnas De Oranje di masa depan.

Akan tetapi, kebutuhan Timnas Indonesia untuk menambah kreativitas di lini tengah menjadi angin segar bagi Delano. 

Gaya bermainnya yang menonjolkan visi dan penguasaan bola selaras dengan filosofi sepak bola Belanda. 

Selain itu, Indonesia sedang membangun kekuatan baru di bawah kendali Patrick Kluivert, pelatih yang juga lekat dengan kultur total football. 

Kedekatan budaya sepak bola antara Belanda dan Indonesia membuat Delano tidak perlu waktu lama beradaptasi.

Patrick Kluivert, yang dipercaya memimpin Timnas Indonesia usai era Shin Tae-yong, menegaskan niatnya menerapkan gaya permainan menyerang. 

Ia ingin mendominasi penguasaan bola dan menciptakan peluang sejak menit awal. 

Formasi ofensif ini jelas membutuhkan gelandang kreatif dengan kemampuan passing akurat, mental menyerang, dan mobilitas tinggi. 

Delano van der Heijden dinilai cocok mengisi peran itu, apalagi usianya relatif muda sehingga bisa tumbuh bersama tim.

Kehadiran Delano juga diharapkan menambah opsi bagi Kluivert di sektor tengah. 

Sejauh ini, Timnas Indonesia mengandalkan beberapa pemain lokal yang piawai merebut bola, tetapi belum banyak di antaranya yang mampu mengatur ritme serangan. 

Delano diharapkan menghadirkan dimensi baru bagi Garuda, terutama saat menghadapi tim-tim tangguh di kualifikasi Piala Dunia 2026.

Kabar ketertarikan Delano bukan datang di saat lowong. PSSI tengah aktif menuntaskan proses naturalisasi sejumlah pemain diaspora. 

Beberapa nama, seperti Ole Romeny dan Jairo Riedewald, disebut hampir pasti bergabung. 

Tinggal menunggu finalisasi dokumen dan sumpah kewarganegaraan. 

Apabila Delano menuntaskan persyaratan serupa, Indonesia akan memiliki koleksi pemain diaspora yang komplit, mulai dari lini belakang, tengah, hingga depan.

Langkah Kluivert dan PSSI melakukan naturalisasi tidak lain adalah mempersiapkan Timnas Indonesia untuk kualifikasi Piala Dunia 2026. 

Indonesia berada di babak ketiga kualifikasi zona Asia, menghadapi lawan tangguh seperti Australia dan Bahrain. 

Target minimal, Garuda mesti meraih empat poin untuk menjaga peluang lolos otomatis. Jika skenario berjalan mulus, Indonesia dapat menoreh sejarah dengan menembus putaran final.