Juan Mata dan Douglas Costa Kalah Pamor, Bergabungnya Rafael Struick ke Brisbane Roar Lebih Heboh
- Istimewa
Banten.viva.co.id – Bursa transfer sepakbola memang sering kali memunculkan sebuah kejutan tak terduga, dan itu juga yang tengah terjadi pada winger muda Timnas Indonesia, Rafael Struick. Pasalnya, pemain 21 tahun tersebut secara tiba-tiba telah resmi bergabung ke salah satu klub Liga Australia, Brisbane Roar.
Tentu saja transfer Struick sangat membuat publik tanah air terkejut, sebab selama ini nyaris tak ada rumor sedikit pun yang menyebutkan kalau Rafael Struick akan bermain negeri kangguru.
Dan seperti yang umum terjadi kepada klub-klub yang menggaet pemain Timnas Indonesia, seketika itu value dan eksposur dari Brisbane Roar pun meloncak tajam di media sosial.
Bahkan kabarnya, kedatangan Rafael Stuick lebih heboh dibandingkan kedatangan mantan dua bintang Eropa ke Liga Australia, yakni Juan mata dan Douglas Costa.
Belum ada kabar pasti Rafael Struick memutuskan hijrah dari Ado Den Haag ke Brisbane Roar. Namun kepindahan itu dianggap serba tiba-tiba. Dan pemain 21 tahun tersebut secara sah mengikat kontrak satu musim bersama Brisbane Roar sampai 30 Juni 2025 mendatang.
Namjn dilansir dari ESPN Asia, kalau kepindahan Rafael Struick berstatus free transfer, artinya ia secara sepakat berpisah dengan Ado Den Haag alias putus kontrak.
Jelas masuknya Rafael Struick ke Liga Australia seketika membuat publik penasaran, dan sebagaimana mestinya "The Power of Netizen Indonesia" kalau value dari Brisbane Roar seketika melonjak tajam dari sisi followers di media sosial.
Instagram Brisbane Roar mengalami kenaikan yang cukup signifikan, di mana sebelum Rafael Struick masuk, followers klub itu hanya berkisar sekitar 69.000, namun setelah Rafael Struick masuk setidaknya sampai narasi ini ditulis followers klub tersebut sudah mencapai 100.000 lebih, dan diperkirakan akan terus bertambah.
Bersama Brisbane Roar, Rafael Struick kabarnya akan memakai nomor 7, dan sudah pasti harapan serta pertimbangan ia memilih Australia adalah untuk mendapatkan menit bermain reguler, meskipun di satu sisi banyak juga yang menyayangkan hal ini karena bagaimanapun di usia 21 tahun terlalu cepat baginya meninggalkan Eropa.
Meski begitu, Liga Australia masih menjadi salah satu liga terbaik di zona Asia, dan cukup banyak pencari bakat dari Eropa yang memantau liga ini, terlebih kontrak Rafael Struick hanya satu musim.
Semoga kepindahanya ke Brisbane Roar bisa dapat memberikan Rafael Struick menit bermain secara reguler, dan bisa tampil bagus untuk kemudian kembali lagi ke Eropa.
Jika seperti itu, apa yang menjadi pertimbangan Rafael Struick cukup masuk akal. Pasalnya di Ado Den Haag, ia memang jarang sekali mendapatkan kepercayaan tampil, khususnya di level tim senior meski secara statistik di level junior penampilan Rafael Struick terbilang bagus.
Diketahui, saat membela Ado Den Haag U-18, Rafael Struick mampu mengemas 5 gol serta satu assist dari empat pertandingan, untuk kemudian naik kelas level ke U-21. Dan di level U-21, ia mampu mencetak 10 gol dan 5 assist dari 41 penampilan. Namun sayang, di tim senior ia cuma diberikan kesempatan 11 kali tampil, itu pun kebanyakan dari bangku cadangan.
Di sisi lain, pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong pada akhirnya juga turut mengomentari soal kepindahan Rafael Struick ke Liga Australia. Pasalnya, bagi yang belum tahu, kalau Brisbane Roar dan Indonesia sebelumnya memang punya keterikatan tersendiri. Pertama pada tahun 2005, Shin Tae Yong saat masih jadi pemain pernah main di tim ini, meskipun karirnya terbilang cukup singkat lantaran cedera lutut yang pada akhirnya memaksanya untuk pensiun.
Tak lama setelah gabung ke Brisbane Roar, beberapa tahun berselang, eks penyerang Timnas Indonesia Sergio van Dick juga pernah membela Brisbane Roar.
Kemudian ada nama Yandi Sofyan yang ketika itu juga sempat bergabung klub ini meskk hanya di tim mudanya. Namun intinya, Shin Tae Yong berpesan agar Rafael Struick tetap bekerja keras di Brisbane Roar untuk bisa mendapatkan kesempatan bermain yang banyak.
Di Liga Australia nanti, Rafael Strucik akan bertanding melawan 2 mantan pemain top Eropa yakni mantan bintang Manchester United, Juan Mata dan mantan bintang Juventus, Douglas Costa.
Yap Juan Mata secara resmi per musim ini bergabung ke Western Sydney Wanderers FC, sedangkan Douglas Costa musim ini main untuk Sydney FC.
Brisbane Roar sebenarnya merupakan salah satu klub yang cukup disegani di Liga Australia, karena pernah tiga kali jadi juara liga pada musim 2010/2011, 2011/2012 dan 2013/2014.
Pernah dilatih oleh Ange Postecoglou yang sekarang jadi menjadi pelatih Tottenham Hotspur. Pada tahun 2009 hingga 2012, bersama Postecoglou inilah Brisbane Roar sukses jadi tim terkuat di Australia ketika itu.
Akan tetapi, dalam beberapa musim terakhir, penampilan klub ini pun dibilang sangat tidak konsisten, musim lalu aja tim ini menempati posisi kesembilan. Terpenting, bagi pecinta sepakbola Indonesia, bergabungny Rafael Struick ke Brisbane Roar diharapkan bisa mendapat menit bermain lebih, plus konsisten dalam menjaga penampilan terbaik.