Ditolak Saat Hendak Berobat, Puluhan Warga Penancangan Geruduk RSUD Kota Serang

Warga Penancangan saat mendatangi RSUD Kota Serang.
Sumber :
  • Yandi Sofyan

Banten.viva.co.id – Warga ditolak berobat, puluhan masyarakat Kampung Turus, Kelurahan Penancangan, Kecamatan Cipocok Jaya melakukan aksi di RSUD Kota Serang pada Selasa, 19 September 2023.

Aksi demo yang diikuti oleh para ibu-ibu dan bapak-bapak itu pun dilakukan sejak pukul 08.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB usai pihak RSUD Kota Serang melakukan mediasi dengan perwakilan warga dan keluarga pasien.

Salah seorang warga, Abdul Kodir (39) mengatakan bahwa dirinya merasa kecewa saat RSUD Kota Serang menolak merawat salah satu warga yang kritis bernama Saban (60) dengan dalih tidak tersedianya ruangan dan dokter di RSUD Kota Serang pada Selasa (19/9/2023) sekitar pukul 02.00 WIB.

Tak hanya itu, lanjut Abdul, pihak RSUD Kota Serang pun tak memberikan izin untuk menggunakan ambulance untuk membawa pasien ke Rumah Sakit Drajad Prawiranegara Serang hingga warga terpaksa membawa pasien menggunakan mobil losbak yang biasa mengangkut sampah.

"Kami merasa kecewa, ini menyangkut nyawa pasien yang kritis, karena salah satu warga kami semalam ada yang berobat tapi tidak direspon dengan alasan ruangan penuh, dokternya ga ada, adanya perawat. Kemudian kami pinjam ambulance untuk bawa pasien itu tak diberi izin sampai kami bawa losbak sampah ke rumah sakit lain," ungkapnya Abdul Kodir, Selasa (19/9/2023) siang.

Ia pun meminta kepada pihak RSUD Kota Serang untuk tidak tebang pilih dalam melayani dan menangani setiap pasien tanpa melihat status sosial.

"Tolong lah rumah sakit jangan seperti ini kepada kami warga kecil, tangani pasien walau dia kelas ekonomi seperti apa. Kenapa harus tebang pilih? Tadi turun pakai mobil disambut, kita orang yang digotong-gotong pakai motor sambutannya seperti ini. Kami harap rumah sakit jangan lihat status pasien seperti apa," tegasnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Seksi Pelayanan Medis RSUD Kota Serang dr Agus Salam Budiarso mengatakan, bahwa sempat terjadi miss komunikasi dan miss persepsi antara staf rumah sakit dengan keluarga pasien dalam memahami prosedur penanganan pasien.

Ia pun menjelaskan, bahwa kondisi pasien tak memungkinkan dilakukan perawatan di RSUD Kota Serang lantaran tidak tersedianya dokter spesialis untuk menangani pasien tersebut.

"Pasien tersebut memerlukan penanganan khusus dari tim dokter, di mana tim dokter yang ada di kita itu tidak memungkinkan dilakukan perawatan di sini karena membutuhkan tim dokter spesialis paru dan di kita belum ada," ungkapnya.

Pun begitu dengan peminjaman mobil ambulance, disampaikan dr Agus, bahwa pihaknya tidak bisa melakukan pengantaran pasien menggunakan mobil ambulance yang ada tanpa ada koordinasi terlebih dahulu dengan pihak rumah sakit yang akan dituju.

"Kalau ambulance rumah sakit itu tertera nama institusinya, kalau ambulance dari kita mau mengantar ke rumah sakit lain itu harus ada koordinasi dulu sebelumnya. Jadi tidka bisa serta merta tanpa ada persetujuan pihak rumah sakit yang dituju kita membawa pasien ke sana," terangnya.

Meski mengaku bahwa ruangan untuk pasien masih tersedia, namun ia membantah bahwa pihaknya tidak melayani dan menangani pasien karena sempat pasien sempat dilakukan penanganan di ruang IGD.

"Untuk ruangan ada, cuma terjadi miss komunikasi antar unit. Info dari depan itu penuh tapi sebenarnya itu masih bisa menambah untuk 1 pasien lagi. Dan pasien sudah ditangani di IGD," tukasnya.

Agus pun menyampaikan, bahwa pihaknya telah melakukan mediasi dengan pihak keluarga korban untuk menyelesaikan persoalan tersebut, termasuk melakukan evaluasi secara internal agar memberikan pelayanan yang lebih baik ke depan.

"Sudah kita bereskan dengan memverifikasi kedua belah pihak, dan sudah kita sepakati ada miss komunikasi dan miss persepsi dalam kejadian ini. Dan kita juga langsung evaluasi, kita panggil pihak-pihak yang terkait semalam, kita lakukan rapat internal agar ke depan pelayanan bisa lebih baik," tandasnya.(*)