Profil Rocky Gerung, Kritikus yang Dilabrak Kader PDIP Noviana Kurniati

Rocky Gerung
Sumber :
  • PicsArt/Viva Banten

Banten.Viva.co.id - Nama Rocky Gerung kembali ramai diperbincangkan, setelah dilabrak kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Noviana Kurniati.

Noviana Kurniati nekat mengamuk dan melabrak Rocky Gerung yang baru selesai menjalani pemeriksaan di Mabes Polri pada Rabu 6 September 2023.

Rocky Gerung dikenal santer dalam mengkritik pemerintah, terutama pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Lantas siapa Rocky Gerung?, berikut ini profilnya.

Rocky Gerung merupakan pria kelahiran 20 Januari 1959 di Manado, Sulawesi Utara itu adalah seorang filsuf, akademikus, dan pengamat politik.

Dikutip dari Wikipedia, Rocky Gerung merupakan alumni S1 di Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1986.

Ia menyelesaikan pendidikan sarjana di jurusan Ilmu Filsafat, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya.

Rocky Gerung juga pernah mengajar di UI selama 15 tahun, namun berhenti karena adanya peraturan yang mensyaratkan seorang dosen harus minimal bergelar magister.

Selain itu, Rocky Gerung mendirikan Setara Institute, sebuah lembaga pemikir di bidang demokrasi dan hak asasi manusia. 

Ia sering tampil di media sebagai narasumber atau pembicara dalam berbagai acara debat dan diskusi tentang isu-isu politik, sosial, dan budaya.

Rocky Gerung memiliki pemikiran yang tajam, kritis, dan inovatif. Ia mengkampanyekan akal sehat dalam setiap kuliah umumnya. 

Ia juga merupakan pakar filsafat feminisme dan kontributor dalam Jurnal Perempuan. Ia sering dipanggil Profesor oleh rekan-rekannya meskipun hanya menyandang gelar sarjana. 

Ia mengaku tidak mengetahui nilai IPK-nya sendiri karena ia tidak menganggapnya penting.

Rocky Gerung memiliki hobi olahraga, mendaki gunung, dan membaca. Ia adalah kakak dari Grevo Gerung, yang juga seorang dosen di Universitas Sam Ratulangi. 

Saat ini Rocky Gerung tengah menjalani perkara di Mabes Polri atas dugaan penghinaan kepada Presiden Joko Widodo.

Namun Kuasa hukum Rocky Gerung, Haris Azhar, mengatakan apa yang disampaikan kliennya merupakan kritik terhadap pejabat publik dan kebijakannya.

Banten.Viva.co.id - Nama Rocky Gerung kembali ramai diperbincangkan, setelah dilabrak kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Noviana Kurniati.

Noviana Kurniati nekat mengamuk dan melabrak Rocky Gerung yang baru selesai menjalani pemeriksaan di Mabes Polri pada Rabu 6 September 2023.

Rocky Gerung dikenal santer dalam mengkritik pemerintah, terutama pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Lantas siapa Rocky Gerung?, berikut ini profilnya.

Rocky Gerung merupakan pria kelahiran 20 Januari 1959 di Manado, Sulawesi Utara itu adalah seorang filsuf, akademikus, dan pengamat politik.

Dikutip dari Wikipedia, Rocky Gerung merupakan alumni S1 di Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1986.

Ia menyelesaikan pendidikan sarjana di jurusan Ilmu Filsafat, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya.

Rocky Gerung juga pernah mengajar di UI selama 15 tahun, namun berhenti karena adanya peraturan yang mensyaratkan seorang dosen harus minimal bergelar magister.

Selain itu, Rocky Gerung mendirikan Setara Institute, sebuah lembaga pemikir di bidang demokrasi dan hak asasi manusia. 

Ia sering tampil di media sebagai narasumber atau pembicara dalam berbagai acara debat dan diskusi tentang isu-isu politik, sosial, dan budaya.

Rocky Gerung memiliki pemikiran yang tajam, kritis, dan inovatif. Ia mengkampanyekan akal sehat dalam setiap kuliah umumnya. 

Ia juga merupakan pakar filsafat feminisme dan kontributor dalam Jurnal Perempuan. Ia sering dipanggil Profesor oleh rekan-rekannya meskipun hanya menyandang gelar sarjana. 

Ia mengaku tidak mengetahui nilai IPK-nya sendiri karena ia tidak menganggapnya penting.

Rocky Gerung memiliki hobi olahraga, mendaki gunung, dan membaca. Ia adalah kakak dari Grevo Gerung, yang juga seorang dosen di Universitas Sam Ratulangi. 

Saat ini Rocky Gerung tengah menjalani perkara di Mabes Polri atas dugaan penghinaan kepada Presiden Joko Widodo.

Namun Kuasa hukum Rocky Gerung, Haris Azhar, mengatakan apa yang disampaikan kliennya merupakan kritik terhadap pejabat publik dan kebijakannya.