Eka Hospital Gunakan Teknologi Robotik Dalam Operasi Penggantian Lutut

dr. Ricky E.P Hutapea, Dokter Ortopedi di Eka Hospital
Sumber :
  • Sherly/viva

Banten VIVA - Perkembangan teknologi saat ini terus merambah ke berbagai sektor, tidak hanya bidang industri, namun teknologi juga digunakan di bidang kesehatan.

Bahkan seiring berkembangnya zaman, teknologi digunakan bukan hanya untuk mendeteksi suatu penyakit, namun kini digunakan untuk membantu proses operasi.

Salah satunya, rumah sakit swasta di wilayah Tangerang, yakni Eka Hospital. Dimana, rumah sakit ini menggunakan robotik dalam proses operasi penggantian lutut.

Teknologi robotik medis ini adalah robot Velys. Yang mana, generasi baru dengan rancangan khusus untuk mendukung dokter bedah ortopedi dalam prosedur penggantian sendi lutut dengan akurasi tinggi.

Kehadiran teknologi robotik bertujuan mengganti dan memperbaiki sendi lutut yang sudah rusak dengan menghilangkan bagian tulang dan tulang rawan yang rusak, serta mengganti sendi lutut dengan implan baru.

Menurut Chairman Gatam Institute Eka Hospital Group, Dr. dr. Luthfi Gatam, Sp.OT(K) Spine, FICS, Ph.D, mengatakan, kehadiran teknologi baru ini dapat merevolusi cara dokter bedah melakukan prosedur penggantian lutut secara lebih modern, cepat dan memberikan hasil yang lebih presisi, efisien, dan meminimalkan risiko bagi pasien.

"Dengan teknik robotik ini, kami para dokter mendapatkan panduan secara lebih jelas, termasuk perhitungan anatomi untuk mengetahui titik tulang atau sendi yang harus diangkat dan pada sudut mana sendi lutut buatan harus ditempatkan. Selain itu bagi Gatam Institute sendiri, teknologi ini semakin melengkapi jajaran alat canggih yang sudah ada sebelumnya," katanya, Rabu, 17 Juli 2024.

Keunggulan dari operasi dengan menggunakan teknik robotik dibandingkan dengan metode konvensional antara lain, meliputi pemulihan yang lebih cepat, waktu rawat inap yang lebih singkat, perbaikan rentang gerak pasien yang lebih baik setelah operasi, serta pengalaman pasien yang lebih minim sakit.

"Operasi dengan robot ini menghasilkan yang presisi, itu yang kita butuhkan, dimana pembuangan jaringan yang tidak dibutuhkan itu tepat, dan tidak ada resiko lebih tinggi lagi. Selain itu, misalnya ada dua pasien yang harus mendapatkan penanganan yang sama persis, dengan robot ini kita bisa dengan mudah melakukan operasi, karena robot telah merekam hasil operasi pertama, dan kalau kasus kedua sama, tinggal kita terapkan lagi. Namun tetap harus ada serangkaian pemeriksaan," jelasnya.

Sementara itu, dr. Ricky E.P Hutapea, Sp.OT (K) Hip and Knee, Dokter Ortopedi di Eka Hospital BSD mengatakan, dengan robotik tersebut, dapat menghemat waktu penanganan dan pemulihan pada pasien dengan tingkat resiko yang rendah.

"Kalau biasanya penanganan pasien bisa satu jam, ini bisa dikurangi. Lalu juga untuk waktu pemulihan, kalau biasanya bisa 6 minggu, ini bisa di bawah itu, sehingga pasien bisa beraktivitas normal dengan cepat. Namun, untuk operasi dengan robot ini, hanya pada kasus persendian, tidak bisa untuk patah tulang," ujarnya.

Meski dengan robotik, penanganan itu pada operasi menggunakan robot tetap disertai dengan para dokter ahli, karena nantinya para dokter yang akan merancang proses penanganan operasi, baru kemudian dilakukan sayatan, pembungan jaringan dan peletakan implan oleh robot dengan presisi.

"Kita para ahli tetap terlibat, jadi teknologi robot ini hanya membantu kita untuk lebih presisi dalam penanganan operasinya," ungkapnya.