58.257 Jiwa di Tangerang Tercatat Masuk Kategori Kemiskinan Ekstrem

Pejabat (Pj) Bupati Tangerang Andi Ony
Sumber :
  • Sherly / viva

Banten VIVA - Sebanyak 58.257 jiwa atau 1,5 persen dari total 3,2 juta penduduk di Kabupaten Tangerang, masuk dalam kategori kemiskinan ekstrem.

Kondisi itu, membuat angka stunting di Kabupaten Tangerang masih cukup tinggi.

Salah satu titik tingginya angka stunting berada di Desa Tegal Kunir Lor, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang. Pemerintah setempat merilis, kasus stunting pada balita sebanyak 494 orang.

Pejabat (Pj) Bupati Tangerang, Andi Ony mengatakan, salah satu faktor penyebab terjadinya stunting pada balita, yakni kondisi rumah tangga yang miskin tidak dapat memenuhi asupan gizi yang cukup untuk anak-anaknya, sehingga  tumbuh kembang anak terhambat dan  tidak dapat menghasilkan SDM yang berkualitas.

"Kondisi kemiskinan ekstrem di Kabupaten Tangerang masih di angka 1,5 persen atau 58.257 jiwa pada tahun 2022. Oleh karena itu, kita harus terus meningkatkan upaya intervensi dan berinovasi, salah satunya melalui program Gerakan Bersama Atasi Kemiskinan Ekstrem dan Cegah Stunting atau Gebrak Tegas, untuk dapat menurunkan tingkat kemiskinan ekstrem di Kabupaten Tangerang hingga 0 persen," katanya, Jumat, 14 Desember 2023.

Namun, kebijakan dan strategi yang tepat dalam upaya intervensi dengan fokus dan lokus kemiskinan ekstrem dan stunting, harus melibatkan seluruh stakeholder dan pemangku kepentingan sangat diperlukan.

Untuk itu, diminta agar seluruh pihak konsisten dan berkelanjutan melaksanakan program Gebrak Tegas sehingga hasilnya benar-benar optimal, efektif dan efisien.

"Perangkat daerah diberikan tugas untuk mengawal kecamatan dan desa miskin ekstrem, serta stunting. Sehingga  target penurunan angka kemiskinan  ekstrem dan stunting menjadi 0 persen dapat segera terwujud dalam waktu yang tidak terlalu lama," ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Moch Maesyal Rasyid mengatakan, selain pemberian bantuan kepada masyarakat, kegiatan berupa edukasi dan sosialisasi hidup sehat kepada masyarakat dan para calon pengantin.

"Nantinya pada program itu, bukan hanya pemberian bantuan asupan yang baik saja, tapi ada edukasinya sehingga mereka pun paham," ungkapnya.