Jelang HUT Bhayangkara ke 79, Polda Jambi Ziarah ke Makam Orang Kayo Hitam

VivaBanten – Jelang Puncak HUT Bhayangkara ke 79, Polda Jambi ziarah ke Makam Orang Kayo Hitam dan tabur bunga di Sungai Batanghari. Hal ini untuk menghargai jasa pendiri sekaligus memaknai para raja di Kesultanan Jambi yang berdiri sekitar abad 14-15 Masehi.

Lokasinya ada di Desa Simpang, Kecamatan Berbak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi itu berisikan empat makam, yakni Orang Kayo Hitam, makam istrinya bernama Puteri Mayang Mangurai, makam kucing yang menjadi peliharaan Orang Kayo Hitam, dan sebuah makam baru. Makam baru ini adalah makam orang yang dikuburkan pada saat terjadi banjir dan hanya lokasi itu yang tinggi tidak terkena banjir.

"Ziarah kubur dilaksanakan demi mengingat arwah para pahlawan khusunya di Jambi," ujar Wakapolda Jambi, Brigjen Pol Mirza Mutaqim, Senin, 23 Juni 2025.

Keunikan dari situs Orang Kayo Hitam ini adalah, adanya beberapa tinggalan cagar budaya yang berasal dari dua masa yang berbeda (multi component sites). Pertama adalah Makam Orang Kayo Hitam dan makam Puteri Mayang Mangurai, yang merupakan tokoh penting pada masa Kesultanan Jambi yang merepresentasikan masa Islam.



Makam Orang Kayo Hitam Jambi.

Photo :

• Kementrian Kebudayaan

Kedua masa Hindu Budha yang dibuktikan dengan adanya tinggalan struktur bata kuno yang diduga sebagai Candi Budha, dugaan ini diperkuat dengan ditemukannya temuan pendukung yang antara lain berupa tangan arca dan arca kepala berwujud singa.

Orang Kayo Hitam merupakan salah satu putra dari Ahmad Barus dan Putri Mayang yang bergelar Datuk Paduko Berhalo. Ahmad Barus merupakan seorang pedagang Arab yang menikah dengan putri setempat. Pada masa inilah Islam masuk ke daerah Jambi.

Halaman Selanjutnya

Orang Kayo Hitam melanjutkan penyebaran Islam dan membentuk suatu kerajaan yang berdasarkan Islam. Kerajaannya berkembang oleh keturunannya dan dipimpin oleh seorang Sultan.