Banten dari Kerajaan Hingga Zaman Listrik Kekinian

Kesultanan Banten
Sumber :
  • GRID

Banten.Viva.co.id - Banten merupakan sebuah daerah yang memiliki sejarah panjang di Indonesia, bahkan mahsyur saat kerajaan dahulu. Terdapat lahan pertanian yang luas dan pelabuhan kelas dunia pada zamannya.

 

Situs kesultanan Banten masih bisa dilihat, termasuk Masjid Agung Banten, masyarakat yang hidup dari pertanian hingga Pelabuhan Karangantu, di Kecamatan Kasemen Kota Serang.

 

Menjelajah sejarah Kesultanan Banten menggunakan kendaraan listrik yang ramah lingkungan dari pusat Kota Serang, jadi salah satu pilihan masyarakat saat ini. Selain irit, juga tidak bising.

 

Banten sekarang lebih maju dan modern, dengan menggunakan peralatan listrik, salah satunya penggilingan padi yang beralih dari mesin diesel di pinggiran Kota Serang. Mempertahankan lahan pertanian yang sudah ada sejak zaman dahulu kala, padi tetap jadi salah satu makanan pokok masyarakat Indonesia, sekaligus bisa menghidupi masyarakat.

 

"Sejak 2006 saya jadi petani, sekitar 2015 saya bikin penggilingan padi, tanahnya masih ngontrak. Sampai 2021, sampai sekarang saya beralih ke mesin penggiling gabah menggunakan tenaga listrik, lebih hemat, mudah. Karyawan juga enggak sibuk nyari solar, produksi enggak ada kendala," ujar Somali, pemilik tiga pabrik penggilingan padi, ditemui dilokasi, Kamis, 12 September 2024.

PLN dan Pengguna Kendaraan Listrik di Situs Kesultanan Banten

Photo :
  • Yandi/BantenViva

Disebuah penggilingan padi dipinggiran Kota Serang, dia bisa menghidupi puluhan karyawannya. Setiap hari, sekitar 15 ton gabah dia produksi menjadi beras. 

 

Mesin penggiling gabah bertenaga listrik dianggapnya lebih mudah di rawat dan karyawannya bisa bekerja lebih baik dibanding menggunakan mesin diesel.

 

"Waktu solar itu perhitungan kami per kuintal beras Rp10 ribu, sekarang ngitung nya Rp5 ribu kalau pakai listrik. Kalau listrik sebulan paling mahal Rp11 juta, produksi 15 ton per hari," tuturnya.

 

Menggunakan motor listrik, menjelajah dan berwisata ke situs Kesultanan Banten dan Masjid Agung Banten lebih santai dan terdapat suasana berbeda, karena mesin yang tidak berisik, sehingga nyaman di telinga dan hembusan angin pedesaan terasa nyaman ketika terkena wajah.

 

Berkeliling Keraton Surosowan sebagai pusat Kesultanan Banten yang berdiri pada 1527 dan runtuh sekitar 1813, kita dibuat seolah kembali ke masa lalu.

Keraton Kaibon Kesultanan Banten

Photo :
  • IG/Explorer_Serang

Begitu melintasi Keraton Kaibon, Masjid Agung Banten, kita teringat dengan kejayaan Kesultanan Banten yang dipimpin sejumlah sultan, seperti Sultan Maulana Hasanudin, Sultan Ageng Tirtayasa hingga Sultan Muhammad Shafiuddin.

 

Wisatawan lokal maupun mancanegara kerap datang ke reruntuhan Kesultanan Banten, Masjid Agung Banten, hingga berziarah, untuk menggelar wisata religi. Terdapat juga Museum Kepurbakalaan Banten yang menyimpan artefak peninggalan Kesultanan Banten dan penjajahan VOC.

 

Kini Banten semakin berkembang dan maju dari berbagai sisi, salah satunya teknologi kendaraan ramah lingkungan yang menggunakan tenaga listrik.

 

Tercatat, ada ratusan kendaraan listrik digunakan masyarakat Banten, termasuk Kota Serang. Begitupun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) juga sudah tersedia di pilihan lokasi.

Rombongan Touring Motor Listrik ke Kesultanan Banten.

Photo :
  • Yandi/BantenViva

"Kita tutup tahun 2023 lalu kita punya SPKLU sebanyak 24 lokasi, sekarang kita sudah punya 41 lokasi. Mesinnya itu di 2023 kita punya 47 mesin, sekarang sudah 89. Kita rencana akan menambah lagi 129. Kita akan nambah SPKLU yang langsung nempel di tiang," ujar Manager Stategi dan Pemasaran PLN UID Banten, Hendro Widito, Kamis, 12 September 2024.

 

Banten dengan kerajaannya yang berjaya di zaman dahulu, kini jadi salah satu lokasi investor menanamkan modalnya. Seperti pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) terbesar di Indonesia, karena mampu mengaliri puluhan juta rumah tangga di Jawa-Bali.

 

Terlebih, pembangunan PLTU Jawa 9-10 dan PLTU Jawa 7 sedang proses pembangunan, agar Banten terus menerangi Nusantara dengan aliran listriknya.

Touring ke Situs Kesultanan Banten Menggunakan Motor Listrik

Photo :
  • Yandi/BantenViva

"Saya enggak hapal angka pastinya, tapi yang saya tahu itu kita daya mampu di 5.350 MW, surplusnnya diangka 1.300 MW. Jadi cukup banyak dan jangan khawatir khususnya Banten, secara keseluruhan di Jawa sudah sangat solid, apalagi nanti masuk PLTU Jawa 9-10 dan Jawa 7 itu yang terbaru," jelasnya.