Ternyata Bukan Karena Banyak Rusa, Ini Asal-usul Pemberian Nama Pulau Peucang di Ujung Kulon
- BTNUK
Di Pulau Peucang pun kita dapat menjumpai banyak flora dan fauna. Dan yang paling menarik adalah rusa, kijang, babi hutan, biawak hingga monyet. Bahkan di dermaga, kita bisa melihat secara langsung kumpulan ikan yang berenang di sekitaran dermaga.
Selain itu, WildlifeViewing dapat dinikmati dengan menyebrang ke Padang Pengembalan Cidaon yang memakan watu ± 10 menit dengan perahu dari Pulau Peucang. Di mana, di Cidaon kita dapat mengamati atraksi satwa seperti banteng, merak, rusa, dan babi hutan. Selain itu juga dapat melihat situs sejarah peninggalan kolonial belanda berupa menara mercusuar.
Banyak yang mengira nama Pulau Peucang diambil dari bahasa Sunda yang artinya rusa karena saking banyaknya rusa di pulau tersebut. saking banyaknya, kita akan dengan mudah menemukan rusa hingga bisa berinteraksi secara langsung di pulau ini.
Namun dilansir dari laman BTNUK, nama Pulau Peucang diambil dari sejenis siput yang sering ditemukan di pantai Pulau Peucang. Siput itu oleh penduduk sekitar Taman Nasional Ujung Kulon disebut “Mata Peucang” hingga akhirnya pulau itu dinamakan Pulau Peucang.
Hutan di Pulau Peucang merupakan salah satu ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah. Flora di kawasan ini di antaranya merbau (Intsia bijuga), palahlar (Dipterocarpus hasseltii), bungur (Lagerstroemia speciosa), cerlang (Pterospermum diversifolium), dan ki hujan (Engelhardia serrata). Selain itu juga ada pohon Ficus atau ara pencekik, tumbuhan parasit yang melilit pohon lain untuk hidup. Biasanya pohon inangnya akan mati jika aranya menjadi dewasa.