Cerita Sembilan Sanghyang Penjaga Pulau Jawa dan Bali
- Instagram @hijau.petualang
Banten.Viva.co.id - Tanah Jawa penuh dengan misteri dan mitos yang hingga kini masih dipercaya banyak orang. Bahkan bagi kaum Kejawen, sangat mempercayai adanya keghoiban di dunia ini. Salah satunya sembilan Sanghyang Penjaga Tanah Jawa.
Sembilan Sanghyang itu tersebar disejumlah titik di Tanah Jawa, bertugas menjaganya. Bahkan dipercaya, mereka lebih dulu ada di Bumi Jawa, sebelum adanya manusia.
Kami akan membahas sembilan Sanghyang Tanah Jawa:
1) Sanghyang Asta Dewa
Bersemayam di Gunung Semeru dan jadi pemimpin para Sanghyang lainnya di Pulau Jawa. Memiliki nama lain Sabdo Palon, kerap disebut-sebut dalam ramalan Jayabaya.
Sanghyang Asta dewa memiliki beberapa keturunan yang memiliki gelar Rahyang dan turut serta menjaga sejumlah wilayah di Tanah Jawa, diantaranya Rahyang Jaya Menggala bersemayam di Gunung Lawu, Rahyang Jaya Wisesa menempati Alas Purwo di Banyuwangi, Rahyang Jaya Dharma menguasai Gunung Salak.
2) Sanghyang Baruna
Sanghyang Baruno juga memiliki nama Ratu Monggo Segoro Kidul, menjadi penguasa lautan Pantai Selatan yang berwujud naga, memiliki pengaruh yang kuat terhadap kerajaan-kerajaan di Tanah Jawa pada masa lalu.
Anak dari sanghyang Baruno bernama Maheswari Sansan Doro atau dengan sebutan Nyai Blorong. Selain itu terdapat juga anak angkatnya, yang oleh masyarakat diberi nama Dewi Lanjar, bertugas menjaga Pantai Laut Utara Jawa.
3) Sanghyang Lohdaya
Sanghyang Lohdaya, dipercaya ada kaitannya dengan Ujung Kulon, Banten, lokasinya berada di ujung barat Pulau Jawa.
Sanghyang Lohdaya merupakan utusan Sanghyang Asta Dewa untuk menghadapi Syekh Hasyim Bahadur dan pasukannya. Ia bersikeras tidak ingin dibantu oleh Sanghyang lainnya. Singkat cerita, terjadi pertarungan sengit antara keduanya. Hingga Syekh Hasyim Bahadur mengambil sebuah tongkat dan memukul Sanghyang Lodaya sebanyak tujuh kali hingga tumbang. Selanjutnya, Sanghyang Lohdaya secara diam-diam menemui Syekh Hasyim Bahadur di Ujung Kulon untuk memeluk agama Islam.
4) Sanghyang Braja Dharma
Sanghyang Braja Dharma dipercaya bersemayam di Gunung Galunggung dan mampu mengendalikan petir. Tugas lainnya, mengasuh Rahyang Jjaya Dharma, anak dari Sanghyang Asta dewa yang dititipkan semenjak ia kecil. Braja Dharma juga mengayomi kebataraan atau ke Resi-an di gunung Galunggung yang akhirnya berubah menjadi Kerajaan di Tatar Pasundan.
5) Sanghyang Agni Nagaswara
Sanghyang Agni Nagaswara, bersemayam di Gunung Raung, memiliki keilmuan unsur api dan membuat senjata atau pusaka gaib.
6) Sanghyang Antari Kusuma
Sanghyang Antari Kusuma, dipercaya bersemayam di Gunung Bromo, memiliki anak bernama Eyang Sapu Angin, yang menjaga Gunung Merapi.
7) Sanghyang Ananjaya
Sanghyang Ananjaya, sebelum melakukan tapa Brata di Gunung Semeru, merupakan penunggu Gunung Raung, memiliki keilmuan Wanarayudha (monyet).
8) Sanghyang Anantasena
Sanghyang Anantasena memiliki prinsip tidak mau dan tidak ingin berinteraksi secara langsung dengan manusia, namun anaknya yaitu Dewi Angin Angin selalu aktif berkomunikasi serta berinteraksi dengan manusia.
9) Sanghyang Surya Dhiva Sekha
Sanghyang Surya Diva Sekha, dipercaya sebagai Penunggu Gunung Agung di Bali, memiliki kekuatan unsur matahari.