Asal Muasal Nama Pandeglang Yang Berjarak 116km ke Jakarta
Banten.Viva.co.id - Pandeglang, sebuah kabupaten yang ada di Provinsi Banten. Memiliki catatan sejarah panjang sejak zaman kerajaan hingga kini.
Usianya sudah ratusan tahun, tepatnya 149 tahun. Kemudian pada 1 April 2024 nanti, Kabupaten Pandeglang genap berusia 150 tahun.
Lalu, dari mana asal muasal nama Pandeglang yang sudah berusia ratusan tahun itu? Kami akan merangkum dari berbagai sumber yang didapatkan.
Asal-usul nama Pandeglang memiliki beberapa versi, versi pertama yakni cerita tentang pembuatan gelang pada meriam Ki Amuk, sebuah meriam besar yang berada di Banten Lama, dahulu merupakan pusat pemerintahan Kesultanan Banten.
Menurut cerita, Meriam Ki Amuk awalnya memiliki bentuk yang hampir sama dengan bentuk meriam Ki Jagur, meriam yang kini berada di museum Fatahillah, Jakarta. Seperti meriam Ki Jagur pada bagian pangkalnya atau bagian belakangnya memiliki bentuk yaitu bentuk jari tangan yang mana ibu jari diselipkan diantara jari telunjuk dan jari tengah, bentuk ini biasanya disimbolkan sebagai bentuk senggama, demikian pula meriam Ki Amuk.
Oleh karena bentuk seperti itu dianggap kurang etis bagi masyarakat dilingkungan Kesultanan Banten yang islami, maka kemudian muncul cerita di masyarakat yang menyampaikan bahwa bagian belakang meriam Ki Amuk dipotong dan kemudian material potongan dilebur kembali menjadi bentuk gelang sebanyak lima pasang atau sejumlah sepuluh gelang. Pembuat gelang-gelang itu selanjutnya diceritakan dibuat oleh pande besi yang bernama Ki Buyut Papak, sekitar 30 Km ke arah Selatan Banten Lama. Maka lahirlah sebutan Pandeglang.
Pemkab Pandeglang
- Istimewa
Versi kedua menceritakan seorang putri dari sebuah kerajaan yang bernama Putri Arum. Diceritakan Putri Arum sedang bersedih karena akan dilamar oleh seorang pangeran yang memiliki paras tampan namun memiliki perilaku jahat bernama Pangeran Cunihin. Lamaran sang Pangeran sulit untuk ditolak karena jika ditolak maka kerajaan sang putri akan dihancurkan.
Singkat cerita Putri Arum lalu bersemedi meminta petunjuk agar terbebas dari Pangeran Cunihin dan setelah itu sang putri didatangi seorang kakek bernama Pande Gelang. Kakek Pande Gelang menyarankan agar putri menerima lamaran Pangeran Cunihin dengan syarat, yaitu Pangeran Cunihin harus membuatkan lubang pada sebuah batu keramat yang tingginya setara dengan tubuh manusia.
Pangeran Cunihin menyanggupi persyaratan tersebut dan berhasil, hal ini membuat Putri Arum gelisah. Ki Pande kemudian menyuruh Putri Arum (Cadasari) untuk meminta Pangeran Cunihin melewati lubang di batu keramat. Ki Pande telah meletakkan gelang saktinya pada lubang batu itu, setelah melewati lubang di batu keramat itu seluruh kesaktian Pangeran Cunihin langsung hilang dan seketika itu pula berubah menjadi sosok kakek yang tua.
Kakek tua atau Ki Pade Gelang itulah salah satu asal muasal nama Pandeglang yang masih disebut hingga saat ini.
Sebuah versi lain atau ketiga yang tidak berbentuk cerita, namun berdasarkan topografi, daerah Pandeglang yang berada di daerah yang lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya. Berdasarkan topografi tersebut Pandeglang berasal dari kata Paneglaan yang mengandung makna tempat tersebut orang dapat melihat ke berbagai arah, pengucapan paneglaan lama kelamaan berubah menjadi Pandeglang.
Bagian depan Pendopo Bupati Pandeglang
- Istimewa
Hal ini seperti dikemukakan dalam salah satu Buku Pandeglang itu asal dari kata Paneglaan, tempat melihat ke mana-mana. Sedikit kita naik ke arah Pasir, maka terdapat sebuah kampung namanya Sanghiyang Herang, patilasan orang dahulu, awas (negla) melihat ke mana-mana yaitu Pandeglang sekarang.
Kemudian ada juga yang menyebut berasal dari kata Pani-Gelang, yang artinya tepung gelang. Pada Tahun 1527 Banten jatuh seluruhnya ke tangan Syarif Hidayatullah yang kemudian diperkuat untuk kepentingan perdagangan.