Asal Muasal Nama Pandeglang Yang Berjarak 116km ke Jakarta

Wisata Saung Biru Gunung Karang Pandeglang
Sumber :

Versi kedua menceritakan seorang putri dari sebuah kerajaan yang bernama Putri Arum. Diceritakan Putri Arum sedang bersedih karena akan dilamar oleh seorang pangeran yang memiliki paras tampan namun memiliki perilaku jahat bernama Pangeran Cunihin. Lamaran sang Pangeran sulit untuk ditolak karena jika ditolak maka kerajaan sang putri akan dihancurkan.

Singkat cerita Putri Arum lalu bersemedi meminta petunjuk agar terbebas dari Pangeran Cunihin dan setelah itu sang putri didatangi seorang kakek bernama Pande Gelang. Kakek Pande Gelang menyarankan agar putri menerima lamaran Pangeran Cunihin dengan syarat, yaitu Pangeran Cunihin harus membuatkan lubang pada sebuah batu keramat yang tingginya setara dengan tubuh manusia.

Pangeran Cunihin menyanggupi persyaratan tersebut dan berhasil, hal ini membuat Putri Arum gelisah. Ki Pande kemudian menyuruh Putri Arum (Cadasari) untuk meminta Pangeran Cunihin melewati lubang di batu keramat. Ki Pande telah meletakkan gelang saktinya pada lubang batu itu, setelah melewati lubang di batu keramat itu seluruh kesaktian Pangeran Cunihin langsung hilang dan seketika itu pula berubah menjadi sosok kakek yang tua.

Kakek tua atau Ki Pade Gelang itulah salah satu asal muasal nama Pandeglang yang masih disebut hingga saat ini.

Sebuah versi lain atau ketiga yang tidak berbentuk cerita, namun berdasarkan topografi, daerah Pandeglang yang berada di daerah yang lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya. Berdasarkan topografi tersebut Pandeglang berasal dari kata Paneglaan yang mengandung makna tempat tersebut orang dapat melihat ke berbagai arah, pengucapan paneglaan lama kelamaan berubah menjadi Pandeglang.

Bagian depan Pendopo Bupati Pandeglang

Photo :
  • Istimewa

Hal ini seperti dikemukakan dalam salah satu Buku Pandeglang itu asal dari kata Paneglaan, tempat melihat ke mana-mana. Sedikit kita naik ke arah Pasir, maka terdapat sebuah kampung namanya Sanghiyang Herang, patilasan orang dahulu, awas (negla) melihat ke mana-mana yaitu Pandeglang sekarang.