Kelompok KKM Untirta Latih Warga Bikin Ecoenzyme dari Limbah Rumah Tangga

Pelatihan Pembuatan Ecoenzyme oleh KKM Untirta Kelompok 25.
Sumber :
  • Yandi/BantenViva

Banten.Viva.co.id - Mahasiswa Untirta yang melakukan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) kelompok 25 di Desa Mancak, Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, Banten, memberikan pelatihan pengelolaan limbah rumah tangga menjadi ecoenzyme.

 

Pelatihan pembuatan ecoenzyme diberikan oleh Septariawulan Kusumasari, dosen Jurusan Teknologi Pangan Untirta, dengan peserta masyarakat itu dilakukan mahasiswa Untirta, pada Sabtu, 10 Agustus 2024.

 

"Program ini bertujuan agar sampah buah-buahan dan sayuran yang terdapat pada rumah tangga dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi suatu yang bermanfaat," ujar Bintang Adiprakarsa Kusumah, Ketua Kelompok KKM 25 Desa Mancak, Minggu, 11 Agustus 2024.

 

Menurutnya, program itu bermanfaat bagi masyarakat, sehingga bisa mengolah sampah domestik menjadi produk ecoenzyme yang bisa digunakan kembali, seperti pupuk tanaman, disinfektan, pengusir hama, menjaga lingkungan hingga mudah dibuat di rumah.

 

Meski mudah dibuat di rumah, namun jika tidak mengetahui cara pembuatannya, masyarakat akan bingung. Sehingga perlu pelatihan dan bimbingan.

Masyarakat Tunjukkan Ecoenzyme Buatan Sendiri.

Photo :
  • Yandi/BantenViva

"Ecoenzyme merupakan hasil fermentasi limbah dapur organik yaitu buah-buahan dan sayuran, gula, dan air. Perbandingan bahan-bahan dalam pembuatan ecoenzyme adalah, dengan perbandingan sampah organik 3, Gula 1 dan Air 1. Bahan-bahan tersebut dimasukan ke dalam ember dan ditutup rapat," terangnya.

 

Proses pembuatan ecoenzyme memerlukan waktu tita bulan sehingga terbentuk enzyme. Pada bulan pertama proses fermentasi akan menghasilkan alkohol, bulan kedua proses fermentasi akan menghasilkan asam, bulan ketiga barulah terbentuk enzyme yang dapat kita manfaatkan.

 

Penyimpanan ember wadah ecoenzyme harus terhindar dari sinar matahari langsung. Ketika proses fermentasi sedang berlangsung, petani harus mengeluarkan gas yang ada di dalam ember penyimpanan ecoenzyme secara rutin supaya tidak meledak. 

 

"Pentingnya memanfaatkan sampah buah dan sayuran untuk bisa dijadikan alternatif untuk mengurangi penggunaan bahan kimia dikehidupan sehari-hari," ujarnya.