Nyesel, Emil Audero Kian Tersingkirkan di Como, Bagimana Peluang Naturalisasi oleh Indonesia

Emil Audero saat berseragam Inter Milan
Sumber :
  • Instagram @emil_audero

Banten.viva.co.id –Emil Audero, kiper keturunan Indonesia yang pernah bersinar di Italia, mengalami penurunan performa tajam. 

Saat ini, ia berada dalam posisi sulit di klub Serie A, Como, karena beberapa kali tampil mengecewakan. 

Dalam lima pertandingan terakhir, Como tak pernah menang, dengan Emil kebobolan cukup banyak, bahkan pada laga terakhir melawan Lazio, gawangnya jebol hingga lima kali.

Keadaan ini membuat pelatih Como, Cesc Fabregas, kecewa dan akhirnya memutuskan untuk mencadangkan Emil pada laga melawan Empoli. 

Dalam pertandingan itu, Fabregas lebih memilih memasang kiper veteran berusia 42 tahun, Pepe Reina. 

Walaupun Como tetap kalah 1-0, keputusan ini menunjukkan penurunan kepercayaan pada Emil sebagai kiper utama.

Nama Emil Audero kerap disebut-sebut sebagai kandidat naturalisasi yang diharapkan bisa memperkuat Timnas Indonesia

Memiliki darah Indonesia dari ayahnya, Emil sering menjadi sorotan para fans yang ingin melihatnya mengenakan seragam Merah Putih. 

Namun, Emil masih lebih memilih Italia, karena merasa kesempatannya bermain di Piala Dunia lebih besar bersama negeri Pizza itu.

Sementara Emil tampak enggan bergabung dengan Indonesia, PSSI tidak tinggal diam. 

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, bahkan sempat memantau langsung Emil saat berlaga untuk Como. 

Namun, Ketua PSSI, Arya Sinulingga, menilai pemantauan tersebut tidak perlu diperpanjang. 

“Emil sudah cukup dikenal. Ini bukan seleksi untuk pemain muda, kita sudah tahu permainannya,” jelas Arya.

Arya juga menyebutkan bahwa PSSI tak ingin terlalu memaksa Emil bergabung jika hatinya tidak tergerak untuk Indonesia. 

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menegaskan bahwa mereka tak akan memaksakan Emil masuk Timnas. Menurutnya, keputusan tetap berada di tangan pemain. 

“Kami terbuka, tapi tak akan memaksa. Emil harus memiliki keinginan dari hatinya sendiri,” tegas Erick.

Sebagian besar fans Garuda mulai meragukan apakah naturalisasi Emil adalah langkah yang tepat. 

Selain performanya yang menurun, usianya yang terus bertambah juga menjadi kekhawatiran. 

Sebaliknya, kiper muda berbakat, Marteen Paes, yang bermain di Liga Amerika, justru menunjukkan ketertarikan besar pada Indonesia meskipun ia bukan keturunan Indonesia.

Paes, yang kini berusia 26 tahun, menampilkan permainan konsisten di Amerika dan punya jiwa nasionalisme yang kuat untuk Indonesia. 

Hal ini menarik simpati fans yang berharap ia bisa menjadi kiper masa depan Timnas.

Melihat situasi ini, PSSI dihadapkan pada dilema: apakah tetap membujuk Emil Audero atau lebih fokus pada talenta yang benar-benar berkomitmen untuk Indonesia. 

Dengan Marteen Paes menunjukkan minat, PSSI memiliki opsi menarik, tanpa harus bergantung pada pemain yang mungkin tidak sepenuhnya tertarik bergabung.

Keputusan Emil untuk tetap di Italia dan performanya yang menurun membuat PSSI kini lebih berhati-hati. Sementara itu, dukungan kepada Paes semakin menguat di kalangan fans.