Kunci Sukses Shin Tae Yong Bawa Timnas Indonesia di Piala Dunia 2026
- Viva.co.id
Banten.Viva.co.id - Kunci sukses Shin Tae Yong bawa Timnas Indonesia hingga ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia saat ini, dibuka olehnya, saat wawancara eksklusif dengan FIFA.
Banyak faktor yang dibenahi oleh Shin Tae Yong dalam melatih Skuad Garuda saat ini, seperti mental, fisik, hingga kemampuan mengolah di kulit bundar.
Disiplin yang keras, termasuk tidak hanyut dalam euforia dan tidak menuruti perintah dari pelatih, akan langsung di coret oleh Shin Tae Yong, kemudian menggantinya dengan pemain baru yang memiliki daya juga lebih keras.
"Masalah pertama di sepak bola Indonesia (yang saya temukan) adalah kurangnya daya juang, itu yang ingin saya ubah. Siapa pun yang masih terhanyut dengan euforia memungkinkan untuk dicoret dari skuad dan kemudian memilih pemain-pemain baru lebih muda [dengan daya juang lebih]. Itulah yang menjadi alasan utama hingga kami bisa lolos sampai sekarang," ujar Shin Tae Yong, pelatih Timnas Indonesia, saat wawancara eksklusif dengan FIFA, dikutip melalui website resminya, pada Minggu, 15 September 2024.
Dibawah asuhan Shin Tae Yong, Timnas Indonesia berhasil menembus 16 besar Piala Asia AFC 2023. Kemudian mengatrol rangking FIFA, dari posisi 175 menjadi 133 besar, pada perangkingan Juli 2024 lalu.
Saat ini, pemain Timnas Indonesia tidak gampang menyerah dan selalu berjuang hingga peluit panjang berbunyi. Itu menjadi salah satu kunci sukses Shin Tae Yong.
Perubahan sepak bola Indonesia juga ditunjang kepemimpinan Erick Thohir di PSSI, karena memiliki komitmen serta visi misi memajukan persepakbolaan nasional.
Adanya dukungan yang maksimal dari Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI). Salah satu kebijakan yang berdampak positif adalah memanggil pulang para pemain diaspora dengan kualitas dan jam terbang tinggi, seperti Jay Idzes, Nathan Tjoe-A-On, Thom Haye dan Justin Hubner yang kini menjadi tulang punggung pasukan Skuad Garuda.
"Juga ada (program) pemain naturalisasi (diaspora) yang dibawa ke Timnas Indonesia, jadi bisa mengisi kekurangan atau kelemahan tim. Sehingga tim ini bisa menjadi suatu kesatuan yang lebih baik dan bisa membuat sejarah di Piala Asia dan lolos ke putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia," tulisnya lagi.
Kata gentar tidak ada dalam kamus Shin Tae Yong, termasuk menghadapi negara raksasa sepak bola dunia. Meski sebagai pendatang baru, berstatus tim terlemah dan tidak diunggulkan, namun Skuad Garuda mampu unjuk gigi dengan menahan imbang Arab Saudi dan Australia, yang menjadi langganan Piala Dunia.
Secara peringkat FIFA, Indonesia (133) kalah jauh dari lawan-lawan mereka di Grup C yakni para langganan Piala Dunia, Jepang (18), Australia (24), Arab Saudi (56), belum lagi Bahrain (80) dan Tiongkok (87). Karenanya, Shin Tae Yong memiliki kunci sukses membawa Timnas Indonesia di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Kata gentar tidak ada dalam kamus Shin Tae Yong dan sang pelatih menargetkan anak asuhnya dapat memberikan perlawanan kompetitif sembari juga mengusung target yang realistis
"Seperti yang diketahui, dari peringkat FIFA saja Indonesia merupakan tim paling lemah saat ini. Jadinya ketimbang (memaksakan diri) bersaing memperebutkan peringkat pertama dan kedua, mungkin lebih tepat kami harus bekerja keras untuk mencapai peringkat ketiga atau keempat sehingga bisa melaju sampai ke play-off dan dari sana mungkin kami bisa memperebutkan tiket ke Piala Dunia," terangnya.
Bicara soal fisik, salah satu yang menjadi tolok ukur dan pertimbangan Shin Tae Yong dalam menyusun skuadnya adalah postur. Aspek ini menurutnya sangat perlu diperhatikan apabila sepak bola Indonesia ingin naik kelas.
Kebersamaan serta kedisiplinan ala budaya Asia Timur menjadi gaya kepemimpinan Shin Tae-y Yong sebagai pelatih. Sehingga dia berharap tidak ada pemain yang terkena star syndrome dan terus kompak demi menggapai tujuan tim secara kolektif.
"Saya tegaskan kepada para pemain agar terus bermain dengan percaya diri dan berani, jangan larut dalam penyesalan setelah pertandingan selesai (saat kalah). Minta tolong juga kepada para pemain agar tidak menonjolkan dirinya sendiri, tapi lebih fokus meraih kemenangan bersama tim. Itu yang selalu saya tegaskan sebelum tim bertanding," ujarnya.
Jika pertandingan melawan sesama negara Asia Tenggara, postur tubuh Timnas Indonesia tidak akan berpengaruh. Berbeda halnya jika sudah melawan negara Asia, Eropa atau Amerika, kondisi fisik tentu akan timpang.
Jam terbang bertanding melawan tim atau negara besar yang kualitas sepak bolanya diatas Skuad Garuda juga harus terus dijalani, sehingga mentalitas, pola pikir hingga skill bermain akan terus terasah dan jadi pengalaman berharga bagi para pemain.
"Jadi, dengan bekerja keras saja sebenarnya tidak bisa meladeni tim-tim yang bagus itu secara maksimal. Selain itu, hati, fisik maupun visi kami sebagai tim semuanya harus menjadi satu. Intinya harus bekerja keras, maka akan bisa memenangkan pertandingan walaupun melawan tim-tim yang lebih baik," tutup Shin Tae Yong, dalam wawancara eksklusif bersama FIFA.