Makin Ngeri, Jay Idzes dan Nathan Tjoe-A-On Bikin Pertahanan Timnas Indonesia Dihuni 'Para Raksasa'
Banten.viva.co.id – Dalam kurun waktu satu atau dua dekade, Timnas Indonesia selalu bermasalah dengan yang namanya tinggi badan. Dan ketika melawan tim-tim terutama dari Timur Tengah, selalu saja tinggi badan menjadi alasan.
Dan itu benar adanya, di mana setiap tim yang main melawan Timnas Indonesia, selalu menghujani serangan dengan umpan-umpan crossing.
Akan tetapi di era sekarang, terutama dengan adanya pemain keturunan Indonesia, nampaknya hal tak bisa lagi dianggap sepele, terutama soal duel-duel udara.
Sebab kini, lini pertahanan Timnas Indonesia banyak diisi pemain dengan tinggi badan di atas rata-rata.
Dan berbicara soal pemain keturunan, adalah hal yang wajar jika kini banyak pemain yang dinaturalisasi yang berposisi sebagai bek untuk memperkuat sektor lini belakang karena dianggap titik lemah, terutama ketika menghadapi bola-bola atas.
Seringkali, pemain Timnas Indonesia terlihat panik dan kalah duel dari tim-tim lawan yang memiliki pemain dengan postur tinggi. Tak cuma itu, kemampuan build up pemain belakang Timnas Indonesia di era sebelumnya masih kalah secara kualitas bila dibandingkan dengan tim-tim dari Asia Timur dan Asia Barat.
Untuk itu, di era sekarang, dibutuhkan adalah bek yang tak cuma jago secara bertahan, tapi juga mampu melakukan build up serangan ke depan.
Yap sekarang ini, bisa dibilang komposisi lini belakang Timnas Indonesia sudah terbilang lengkap, terutama usai disumpahnya Jay Idzes dan Nathan Tjoe-A-On sebagai WNI. Dan itu membuat Timnas Indonesia bakal punya banyak opsi pemain belakang di masa depan.
Hal positifnya, kebanyakan para pemain bertahan saat ini memiliki tinggi di atas 180 centimeter. Mungkin dari semua pemain belakang yang ada, cuma Asnawi Mangkualam dan Pratama Arhan yang memiliki tinggi sekitar 170-an, sedangkan sisanya di atas 180 centimeter.
Sebut saja mulai dari Rizki Ridho dengan tinggi 183 centimeter, Nathan 182 centimeter, Sandy Wals 184 centimeter, Shayne Pattynama 185 centimeter, Justin Hubner 187 centimeter, Jordi Amat 184 centimeter, Jay Idzes 190 centimeter dan Elkan Baggot 196 centimeter.
Tentu saja, mereka semua adalah tower-tower tinggi yang membuat Timnas Indonesia bisa lebih pede ketika melawan tim-tim yang mengandalkan umpan-umpan crossing, terutama tim-tim dari Timur Tengah.
Meskipun begitu, dari semua nama tadi, kalau berkaca dari yang sudah-sudah terutama soal formasi, maka coach Shin Tae Yong terbilang paling sering memakai sistem tiga bek sejajar. Dan tentu dari nama-nama yang ada, Shin Tae Yong harus menemukan tiga bek terbaik yang cocok dengan sistem yang diterapkan
Jika Shin Tae Yong butuh seorang ball playing defender, maka sudah pasti Jordi Amat adalah yang terbaik. Ia memang sering melakukan blunder dalam beberapa laga terakhir, akan tetapi itu adalah bagian dari resiko permainan seorang ball playing defender. Terlebih akurasi umpan Jordi Amat cukup baik sehingga dibutuhkan ketika Timnas Indonesia ingin melakukan serangan dengan bola direct.
Berikutnya di sebelah kiri Jordi, jelas nama Justin Hubner adalah favorit. Dengan permainan agresifnya, Justin memang punya hal yang bisa ditawarkan sebagai pemain belakang. Tak cuma itu, kemampuan build up Justin juga cukup baik. Kemudian teknik overlapnya pun juga bagus, dan jangan lupa Justin sangat kuat kalau soal urusan duel satu lawan satu.
Nama terakhir yang sangat layak mengisi pos tiga bek sejajar adalah Jay Idzes, pemain asal klub Venezia ini dikenal memiliki tampang kalem namun sangar ketika di lapangan. Selain itu, Jay Idzes juga memiliki kemamluan build up yang baik, dan salah satu keunggulannya jelas adalah kemampuan duel man to man dengan fisik tinggi besar. Jay Idzes adalah sosok ideal bagi lini belakang Timnas Indonesia saat ini.
Dan berkaca dari itu semua, memang secara kualitas, tiga nama tadi adalah yang paling mumpuni untuk menjadi starter dalam skema 3 bek sejajar ala coach Shin Tae Yong. Sebab bagaimanapun, Sandy Wals akan sangat maksimal perannya apabila main di wingback kanan. Begitu pula dengan Nathan dan Shayne Pattynama di sisi wingback kiri.
Untuk itu, ketika Martin Paes sudah bisa membela Timnas Indonesia, maka sudah bisa dikatakan skuad Garuda memiliki citarasa Eropa, baik itu secara postur ataupun gaya main.