Gawat! Tiga Rumah di Cikeusik Pandeglang Terancam Tergerus Longsor

rumah warga terancam kena longsor.
Sumber :
  • Istimewa

Banten – Tiga rumah warga Kampung Leuwikopo RT03 RW03, Desa Parungkokosan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten, terancam tergerus longsor. Rumah itu milik Aris, Hadi dan Rohimah.

Ketiga orang itu tak bisa tidur tenang lantaran ancaman longsor bisa terjadi kapan saja. Ancaman longsor tersebut akibat tebing irigasi sekunder Bendungan Cibaliung setinggi 4 meter mengalami amruk akibat pergerakan tanah.

Bhabinkamtibmas Desa Parungkokosan Bripka Supriyadi mengatakan, saat ini rumah milik Rohimah sudah dibongkar untuk dipindahkan. Sebab lokasi rumah berdiri di bantaran saluran irigasi sekunder Bendung Cibaliung.

"Bahkan satu rumah milik Rohimah terpaksa harus dibongkar. Lantaran longsoran sudah sampai ke rumahnya," katanya, Selasa (15/11).

Supriyadi mengungkapkan, warga masyarakat yang tinggal di tepi saluran irigasi Bendungan Cibaliung meminta instansi terkait segera turun tangan mencegah meluasnya longsoran tanah.

"Selain rumah, longsoran juga mengancam keruskaan sawah serta jalan poros desa. Warga berharap agar instansi terkait segera membangun saluran irigasi yang rusak akibat tergerus air," ujarnya.

Sementara Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat Desa Parungkokosan, Kecamatan Cikeusik, Hadi menambahkan, longsor terjadi karena berawal dari tembok penahan tanah (TPT) saluran irigasi mengalami amblas karena pergerakan tanah.

"Kurang lebih sepanjang 80 meter mengalami longsor. Hingga membuat rumah Rohimah kini terpaksa dibongkar lantaran terancam ambruk," tambahnya.

Rumah Rohimah ini, dikatakan Hadi, berdiri di atas lahan milik Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau Ciujung Ciduria, lantaran tidak mempunyai tanah lagi.

"Selain milik Rohimah, rumah milik Aris dan rumah milik saya juga terancam ambruk. Ketika aliran irigasi mengalir deras maka terjadi pergerakan tanah dan saat ini tinggal beberapa meter lagi ke pondasi rumah," katanya.

Hadi mengaku, dia dan keluarganya merasa ketakutan saat hujan tiba. Bahkan anaknya sampai menangis karena takut rumah tergerus longsor.

"Hanya rumah Rohimah yang memang berdiri di tanah milik Balai Besar. Kami berharap segera dilakukan penanganan secara permanen agar longsoran tidak meluas," ungkap dia.

Tak hanya itu longsoran juga mengancam terputusnya akses jalan poros desa. Lantaran pergerakan tanah terus melebar hingga ke bahu jalan Parungkokosan.

"Informasi yang saya terima dari pihak Balai Besar akan turun namun hanya penanganan sementara. Berupa pemasangan drum untuk menyalurkan air irigasi sementara kami inginnya penanganan permanen agar mencegah terjadinya longsor susulan,"  tutup Hadi.