Gempa Turki Mengandung Teori Konspirasi, Dituding Buatan Amerika Serikat Dari Proyek HAARP

Gempa Turki
Sumber :
  • istimewa

BantenGempa Turki Suriah menjadi gempa bumi paling fenomena di dunia, informasi terbaru korban gempa Turki melebihi 20 juta jiwa.

Baru-baru ini media sosial sibuk dengan informasi teori konspirasi mengenai gempa Turki yang dikabarkan buatan Amerika Serikat, benarkah teori ini?.

Teori konspirasi terkait gempa mematikan dan terbesar di dunia ini dikaitkan dengan HAARP yang merupakan milik Amerika Serikat, dan banyak komentar bahwa HAARP menjadi penyebab gempa yang terjadi di Turki dan Suriah.

"Sekarang saya pikir ini mungkin gempa hasil rekayasa manusia. Saya tidak mengatakan hal itu pasti demikian, tetapi ada kemungkinan yang sangat besar," Tweet Walikota Ankara Ibrahim Melih Gokcek.

High-frequency Active Auroral Research Program (HAARP) merupakan teknologi yang dikembangkan dan difasilitasi di Alaska.

HAARP awalnya merupakan proyek antara Angkatan Udara dan Angkatan Laut Amerika Serikat pada tahun 1993.

Lalu kemudian kendali dialihkan ke University of Alaska Dairbanks (UAF) di tahu 2015. Inilah yang menjadi penyebab munculnya teori konspirasi bahwa gempa Turki buatan Amerika.

Baru-baru ini, kami menemukan informasi terbaru yang ditemukan dari Facebook mengklaim bahwa fasilitas riset HAARP di Alaska bisa mengendalikan bumi.

Yaitu menggunakan partikel logam bergetar di atmosfer dengan gelombang radio.

Lalu dalam postingan itu disebutkan pesawat digunakan untuk menebar partikel di atmosfer, sebelum fasilitas HAARP mentransmisikan gelombang radio ke partikel, hal tersebut membuat HAARP bisa merubah cuaca.

Namun, ahli mengatakan kepada AAP FactCheck bahwa HAARP tidak akan berdampak pada tropesfer atau stratosfer tempat pesawat terbang dan cuaca terjadi, sehingga klaim tersebut tidak benar.

Fitur utama HAARP sendiri yaitu sebagai pemancar tinggi yang digunakan untuk mempelajari ionosfer, yang merupakan bagian dari atmosfer atas bumi.

"Transmisi radio frekuensi tinggi berkaitan dengan interaksi partikel terionisasi-elektron-di ionosfer, di atas ketinggian 100 km. Cuaca permukaan tanah didorong oleh efek geofisika, sebagian besar pemanasan matahari ke atmosfer netral yang jauh lebih dekat ke tanah," kata Profesor Fred Menk ahli ionosfer bumi dan magnetosfer dari University of Newcastle.

"Tidak ada kemungkinan semua ini berdampak pada cuaca harian, saran seperti itu tidak masuk akal," katanya.

Dia mengatakan kalau cuaca yang dialami di permukaan bumi sebagian besar terjadi di troposfer dan statosfer hingga ketinggian 15 km. Menurutnya, ini jauh di bawah ketinggian minimum ionosfer.

Ionosfer ditemukan dalam beberapa pita bergeser dan ukurannya berubah tergantung dari faktor. Band yang paling terendah dalam ketinggian sekitar 60-70 km dan mencapai tertinggi 500 km./Din