Universitas di Tangerang dan Industri Berkolaborasi : Kuatkan Ekosistem Transfer Teknologi

Diskusi Binus University di Tangerang
Sumber :
  • Sherly/viva

Banten VIVA - Salah satu universitas di wilayah Tangerang, yakni Universitas Bina Nusantara (BINUS) melakukan kolaborasi dengan sejumlah industri, terkait penguatan ekosistem transfer teknologi berkelanjutan.

Kolaborasi ini dilakukan seiring dengan berkembangnya teknologi yang semakin canggih, seperti adanya Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan artifisial.

Rektor BINUS University, Nelly mengatakan, peran AI terus meningkat di berbagai sektor, mulai dari kesehatan hingga pendidikan dan ekonomi. Di balik kemajuan ini, tantangan besar muncul yakni, menciptakan ekosistem transfer teknologi yang inklusif dan berkelanjutan.

"BINUS University berkomitmen membina dan memberdayakan masyarakat untuk membangun dan melayani bangsa, dengan harapan setiap lulusan dapat menghasilkan karya yang relevan dan bermanfaat bagi masyarakat," katanya, Rabu, 6 November 2024.

Saat ini, banyak riset yang dihasilkan perguruan tinggi dinilai baik secara akademis, tetapi belum terintegrasi dengan industri secara optimal.

Sehingga kolaborasi yang dibentuk dengan sebutan Quad Helix, gabungan antara akademisi, industri, pemerintah, dan masyarakat dapat menjadi penting untuk mempercepat penciptaan, diseminasi, dan penerapan teknologi baru yang dapat meningkatkan daya saing global.

"Tentu ke depannya, diharapkan dapat menciptakan solusi nyata dan strategis yang menjawab tantangan teknologi di Indonesia, terutama dalam membangun ekosistem transfer teknologi yang efektif dan berkelanjutan," ujarnya.

Sementara itu, CEO Digital Tech Ecosystem and Development Sinar Mas Land, Irawan Harahap mengatakan, pihaknya sangat mendukung adanya ekosistem yang kuat untuk transfer teknologi.

Di mana, kolaborasi antara industri dan akademisi menjadi semakin penting dalam menjawab tantangan ini dan mendorong inovasi yang dapat dikomersialisasi.

"Dari perspektif industri, kecepatan dan efisiensi implementasi adalah prioritas utama untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, terutama dalam sektor properti yang memiliki banyak pemangku kepentingan," jelasnya.

Sehingga, transformasi digital dapat dilalui dengan dua jalur utama, yakni, investasi pada startup dan riset internal.

Lanjut dia, ada beberapa tantangan yang konkret, termasuk bagaimana mengintegrasikan aplikasi residensial dengan AI, kebutuhan untuk mendeteksi titik dan panjang Fiber Cut di proyek kabel optik, serta menciptakan smart building yang berfungsi sebagai digital twin yakni bangunan yang dilengkapi teknologi digital berupa replika virtual yang akurat, sehingga dapat meningkatkan efisiensi energi, pengelolaan fasilitas, dan kenyamanan penghuni.

"Kami berharap dapat menggali potensi dan strategi terbaik dalam memanfaatkan teknologi, khususnya AI, untuk membangun ekosistem transfer teknologi yang bermanfaat bagi semua pihak. Dam ditekankan juga pentingnya peran universitas di Indonesia dalam riset terapan untuk menciptakan solusi inovatif yang siap dipasarkan dan memenuhi kebutuhan industri lokal. Tantangan ini dapat diselesaikan dengan membentuk Ekosistem Transfer Teknologi berbasis AI," ungkapnya.