Menghidupkan Jiwa Nusantara, Kisah Zainul Arifin Sang Seniman Nasionalis
Musik tradisional kembali bergema, tarian daerah kembali hidup di panggung-panggung sederhana, dan kerajinan tangan menjadi saksi bisu cinta mereka pada budaya sendiri.
Warga desa, yang sebelumnya mungkin merasa keterampilan mereka tak berarti, kini berdiri dengan kepala tegak.
Mereka menjadi tuan rumah yang ramah bagi wisatawan, menunjukkan keindahan alam dan budaya yang selama ini tersembunyi. Senyum merekah di wajah-wajah yang kini dipenuhi harapan.
Zainul bukan hanya seorang pemuda; ia adalah lilin kecil yang cahayanya mampu menerangi kegelapan.
Ia mengingatkan kita bahwa di tengah modernisasi yang kian pesat, ada warisan leluhur yang tak boleh dilupakan. Bahwa identitas kita sebagai bangsa terletak pada keragaman budaya yang kita miliki.
Melalui upayanya, Zainul mengajak kita merenung, sudahkah kita mengenal dan mencintai budaya kita sendiri? Atau justru terbuai oleh gemerlap budaya asing yang membuat kita lupa jati diri?
Kisah Zainul Arifin adalah tetes embun di pagi hari, menyegarkan jiwa yang kering akan makna. Ia mengajak kita untuk kembali pulang, menyelami kedalaman budaya Nusantara, dan menemukan keindahan yang tak lekang oleh waktu.